
Mengapa Industri Otomotif RI (Masih) Kalah dengan Thailand?
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
24 January 2019 16:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Selain melansir target penjualan domestik tahun ini, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga menyampaikan tantangan industri otomotif ke depan.
Salah satu isu penting berkaitan dengan kapasitas industri dalam negeri dikomparasi dengan negeri jiran di ASEAN, yaitu Thailand. Demikian disampaikan Co-Chairman I Gaikindo Jongkie Sugiarto dalam media briefing di Brass Ballroom, Thamrin Nine, UOB Plaza, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Menurut dia, Indonesia jangan hanya menjadi basis produksi kendaraan 4x2 (penggerak dua roda). Indonesia juga harus menjadi basis produksi sedan, SUV, pick up, dan jenis-jenis kendaraan lain.
"Ibaratnya kalau buka restoran kita gak bisa hanya jual menu gado-gado tapi harus bervariasi. Kalau tidak pasar global akan ke restoran sebelah, Thailand," kata Jongkie.
Menurut dia, basis produksi Tanah Air masih didominasi multi purpose vehicle (MPV). Jongkie menilai hal itu tidaklah salah mengingat kebutuhan domestik memang dikuasai MPV.
"Gak ada yang mau beli sedan karena harganya mahal. Di luar basisnya sedan semua," ujarnya.
Lebih lanjut, Jongkie mengatakan, ada beberapa catatan agar Indonesia dapat menjadi eksportir dengan standar luar negeri. Isu free trade agreement (FTA) salah satunya. Isu lain adalah teknologi informasi (IT) dan teknologi keamanan kendaraan dunia dan ASEAN yang lebih ketat.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Streaming! Laju Industri Otomatif Indonesia di 2020
Salah satu isu penting berkaitan dengan kapasitas industri dalam negeri dikomparasi dengan negeri jiran di ASEAN, yaitu Thailand. Demikian disampaikan Co-Chairman I Gaikindo Jongkie Sugiarto dalam media briefing di Brass Ballroom, Thamrin Nine, UOB Plaza, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Menurut dia, Indonesia jangan hanya menjadi basis produksi kendaraan 4x2 (penggerak dua roda). Indonesia juga harus menjadi basis produksi sedan, SUV, pick up, dan jenis-jenis kendaraan lain.
"Ibaratnya kalau buka restoran kita gak bisa hanya jual menu gado-gado tapi harus bervariasi. Kalau tidak pasar global akan ke restoran sebelah, Thailand," kata Jongkie.
![]() |
Menurut dia, basis produksi Tanah Air masih didominasi multi purpose vehicle (MPV). Jongkie menilai hal itu tidaklah salah mengingat kebutuhan domestik memang dikuasai MPV.
Lebih lanjut, Jongkie mengatakan, ada beberapa catatan agar Indonesia dapat menjadi eksportir dengan standar luar negeri. Isu free trade agreement (FTA) salah satunya. Isu lain adalah teknologi informasi (IT) dan teknologi keamanan kendaraan dunia dan ASEAN yang lebih ketat.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Streaming! Laju Industri Otomatif Indonesia di 2020
Most Popular