
Menaker Sebut Keselamatan Kerja Masih Dianggap Remeh
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
17 January 2019 11:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri menyebut bahwa keselamatan kerja masih banyak dianggap remeh. Karena itu, dia mengajak semua stakeholder membangun kesadaran pentingnya keselamatan kerja.
"Dalam sejumlah kasus, ada kesadaran pekerja yang cukup baik tapi fasilitas dari perusahaan kurang. Ada yang perusahaan begitu baik tapi pekerja memandang remeh keselamatan," ujarnya dalam Upacara Peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional Tahun 2019 di Site Proyek Jalan Tol Jakarta-Clkampek II Elevated (KM 25 Arah Bandung), Kamis (17/1/2019).
"Kadang-kadang masyarakat juga masih memandang remeh keselamatan kerja. Seluruh stakeholder kita dorong kesadaran bersama sama sesuai tanggung jawab masing-masing," lanjutnya.
Hanif menegaskan, pemerintah selama ini gencar membangun infrastruktur sebagai salah satu prioritas. Tidak hanya jalan tol, infrastruktur seperti bandara, pelabuhan, dan sebagainya juga gencar dibangun.
Dalam hal ini, menurut Hanif, seluruh stakeholder wajib memberikan dukungan berupa komitmen untuk memastikan keselamatan kerja.
"Dengan target zero accident sehingga tidak ada risiko yang timbul. Perlu ekosistem yang layak, aman dan baik bagi kita semua. Saya berharap budaya K3 bisa kita perkuat di semua lingkungan tempat kerja. Kita ingin manajemen perusahaan, serikat pekerja maupun pekerja secara umum memiliki kepedulian terhadap keselamatan. Pekerjaan penting tapi keselamatan lebih penting," katanya.
Lebih lanjut, Hanif mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut terdapat 8,3 juta pekerja di sektor konstruksi. Angka tersebut setara dengan 6,7 % dari jumlah penduduk yang bekerja.
"Sebagai sektor yang jadi prioritas, budaya K3 juga harus diperhatikan. Jangan sampai keberhasilan pembangunan infrastruktur dinodai oleh kecelakaan kerja. Kita tahu ada satu dua kasus, ini jadi perhatian," pungkasnya.
(miq/miq) Next Article Badai PHK Massal Hantam SiCepat, Menaker Turun Tangan!
"Dalam sejumlah kasus, ada kesadaran pekerja yang cukup baik tapi fasilitas dari perusahaan kurang. Ada yang perusahaan begitu baik tapi pekerja memandang remeh keselamatan," ujarnya dalam Upacara Peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional Tahun 2019 di Site Proyek Jalan Tol Jakarta-Clkampek II Elevated (KM 25 Arah Bandung), Kamis (17/1/2019).
"Kadang-kadang masyarakat juga masih memandang remeh keselamatan kerja. Seluruh stakeholder kita dorong kesadaran bersama sama sesuai tanggung jawab masing-masing," lanjutnya.
![]() |
Hanif menegaskan, pemerintah selama ini gencar membangun infrastruktur sebagai salah satu prioritas. Tidak hanya jalan tol, infrastruktur seperti bandara, pelabuhan, dan sebagainya juga gencar dibangun.
Dalam hal ini, menurut Hanif, seluruh stakeholder wajib memberikan dukungan berupa komitmen untuk memastikan keselamatan kerja.
"Dengan target zero accident sehingga tidak ada risiko yang timbul. Perlu ekosistem yang layak, aman dan baik bagi kita semua. Saya berharap budaya K3 bisa kita perkuat di semua lingkungan tempat kerja. Kita ingin manajemen perusahaan, serikat pekerja maupun pekerja secara umum memiliki kepedulian terhadap keselamatan. Pekerjaan penting tapi keselamatan lebih penting," katanya.
Lebih lanjut, Hanif mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut terdapat 8,3 juta pekerja di sektor konstruksi. Angka tersebut setara dengan 6,7 % dari jumlah penduduk yang bekerja.
"Sebagai sektor yang jadi prioritas, budaya K3 juga harus diperhatikan. Jangan sampai keberhasilan pembangunan infrastruktur dinodai oleh kecelakaan kerja. Kita tahu ada satu dua kasus, ini jadi perhatian," pungkasnya.
(miq/miq) Next Article Badai PHK Massal Hantam SiCepat, Menaker Turun Tangan!
Most Popular