BI: Kredit Bank Mengucur Deras di Kuartal IV-2018

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
16 January 2019 20:37
Saldo Bersih Tertimbang (SBT) realisasi kredit baru kuartal IV-2018 sebesar 71,7%, yang mana meningkat cukup jauh dibandingkan 21,2% pada kuartal sebelumnya.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC IndonesiaPertumbuhan kredit perbankan pada kuartal IV-2018 menunjukkan hasil yang positif. Survei Perbankan yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) pada hari ini (16/1/2019) mengindikasikan pertumbuhan kredit baru secara kuartalan (q-to-q) meningkat pada kuartal IV-2018.

Tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) realisasi kredit baru yang sebesar 71,7%, yang mana meningkat cukup jauh dibandingkan 21,2% pada kuartal sebelumnya (kuartal III-2018). Kenaikan SBT yang lebih dari 50 persen poin tersebut merupakan yang paling besar dalam 3 tahun.



Pada kuartal IV-2018, semua jenis kredit (modal kerja, investasi, konsumsi), sejatinya menunjukkan peningkatan SBT kredit baru, namun yang paling besar peningkatannya adalah jenis kredit investasi, yaitu sebesar 14 poin persen. Sebagai informasi kredit modal kerja meningkat 7 poin, sedangkan kredit konsumsi hanya tumbuh 1 poin.



Hal ini mengindikasikan keyakinan pelaku usaha terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terbilang tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) kuartal IV-2018 yang juga tumbuh positif dengan SBT yang tumbuh 6,19 poin persentase.

Pada jenis kredit konsumsi, pertumbuhan kredit baru paling besar terjadi pada kartu kredit, dimana SBT kredit barunya meningkat 28 poin persen. Hal ini mengindikasikan tingkat konsumsi ritel masyarakat juga masih tumbuh, senada dengan terus meningkatnya indeks penjualan riil sepanjang kuartal IV-2018.



Lain hal dengan pertumbuhan kredit kendaraan bermotor yang melambat paling hebat, yaitu sebesar 15 poin dari kuartal sebelumnya. Selain itu, kredit KPR/KPA juga mengalami perlambatan sebesar 13 poin persentase. Hal tersebut mengindikasikan pada kuartal IV-2018 masyarakat cenderung menahan pembelian kendaraan bermotor dan hunian.

Tingginya suku bunga pada akhir tahun 2018 yang didalangi kenaikan suku bunga acuan BI diduga menjadi faktor yang menghalangi masyarakat mengambil kredit kendaraan bermotor dan properti.

Perbankan Akan Lebih Hati-Hati

Namun demikian, pertumbuhan kredit diperkirakan melambat pada kuartal I-2019. Bank Indonesia memprediksi hal ini terjadi karena adanya faktor musiman. Responden yang merupakan 40 bank umum menyampaikan bahwa melambatnya pertumbuhan kredit pada kuartal I-2018 diakibatkan rendahnya kebutuhan pembiayaan nasabah pada awal tahun.

Sementara itu semakin ketatnya kebijakan penyaluran kredit pada kuartal I-2019 juga diprediksi menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan kredit. Hal ini tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) yang sebesar 14,6% pada kuartal I-2019.

Aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan paling diperketat pada kuartal IV-2019 adalah tingkat suku bunga kredit. Sementara itu, aspek lainnya seperti perjanjian kredit dengan nasabah, persyaratan administrasi, biaya persetujuan kredit, dan jangka waktu kredit akan lebih longgar pada kuartal I-2019.

TIM RISET CNBC INDONESIA





(taa/taa) Next Article Survei BI: Pilpres Usai, Penyaluran Kredit akan Menggeliat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular