Jonan Minta Harga Avtur di RI Lebih Kompetitif

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
14 January 2019 19:35
Menteri Jonan minta harga avtur di RI jangan lebih mahal dibanding Singapura
Foto: Laporan Pertamina oleh Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan mengenai persiapan Satgas Natal dan Tahun Baru di Terminal BBM Group Surabaya (CNBC Indonesia/Wangi Sinintya)
Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan melantik dan mengambil sumpah 37 pejabat di lingkungan Kementerian ESDM,  terdiri dari 1 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II), 19 Pejabat Administrator (Eselon III) serta 17 Pejabat Pengawas (Eselon IV), pada Senin (14/1/2019) di Kementerian ESDM, Jakarta. 

Salah satu pejabat eselon II yang dilantik adalah Muhammad Rizwi Jinalisaf Hisjam sebagai Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas. Jabatan baru ini merupakan promosi bagi Rizwi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian Rencana dan Laporan pada Sekretariat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.



Dalam pelantikan tersebut, Jonan meminta agar bisa membuat harga avtur harus kompetitif dibandingkan negara lainnya, seperti Singapura. "Harga avtur harus bisa kompetitif. Kalau mau dikurangi, yang dikurangi adalah kebijakan pajaknya. Komponen lainnya harus bisa kompetitif. Jangan harga avtur, misalnya di Singapura, lebih murah daripada harga avtur di Indonesia," ujar Jonan dalam sambutannya, di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (14/1/2019).

Lebih lanjut, Jonan mengatakan, untuk daerah terpencil seperti Tarakan dan Merauke, dapat ditambahkan komponen harganya. Namun, untuk di daerah-daerah gemuk penumpang seperti Makassar, Surabaya serta Bali, harganya harus kompetitif. 



"Ini saya minta Pak Wamen ESDM (Arcandra Tahar) untuk mengecek karena sudah mulai ribut," tegas Jonan. 

Selain harga avtur, Jonan juga berpesan kepada pejabat Ditjen Migas yang baru, agar terus mendorong pembangunan kilang minyak baru di Indonesia. Selain itu, dengan dipimpin Arcandra, membuat suatu formula agar harga BBM di Indonesia menjadi wajar. Jadi, lanjutnya, harganya tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah, khususnya JBU (jenis BBM umum) yang (harganya) tidak dikendalikan oleh Pemerintah.

Jonan juga menekankan pentingnya membantu masyarakat, sehingga kehidupan bernegara  akan membaik dengan lebih cepat. Termasuk di dalamnya mendukung iklim usaha. 

"Kalau dunia usaha berkembang, penerimaan negara berkembang  sehingga penghasilan kita pada akhirnya juga bertambah," tandasnya.


(gus) Next Article Formula Harga Avtur Ada Batas Atas, Jadi Lebih Murah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular