
Penjualan Merosot, Jaguar Land Rover akan PHK Ribuan Karyawan
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
10 January 2019 18:43

London, CNBC Indonesia - Raksasa otomotif Inggris, Jaguar Land Rover (JLR), dilaporkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawan di Tanah Britania.
Demikian disampaikan seorang sumber kepada Reuters seperti dilansir CNBC International, Kamis (10/1/2019). Langkah itu merupakan respons perusahaan terhadap penurunan permintaan sebesar dua digit di China serta penurunan penjualan mobil diesel di Eropa.
JLR mengalami kerugian sekitar 354 juta pound atau sekitar US$ 450 juta (Rp 6,3 triliun) antara April dan September 2018. Tahun lalu, perseroan sudah melakukan PHK terhadap 1.000 orang di Inggris, menutup pabrik Solihull selama 2 minggu, dan mengumumkan pengurangan waktu operasional di pabrik Castle Bromwich-nya.
Perusahaan milik Tata Motors ini telah merilis rencana untuk memangkas biaya dan meningkatkan arus kas sebesar 2,5 miliar pound termasuk "mengurangi biaya tenaga kerja dan tingkat pekerjaan." Pemotongan itu akan "substansial" dan bisa mencapai ribuan, kata sumber itu.
Perusahaan menolak memberikan komentar terkait hal ini ketika dihubungi oleh Reuters.
JLR, yang menjadi produsen mobil terbesar di Inggris sejak tahun 2016. Namun, output pada tahun 2018 tampaknya akan turun karena penjualan dalam 11 bulan pertama turun 4,4%.
Penjualan di China antara Juli dan September turun 44%. Sebuah kemerosotan terbesar dari pasar mana pun untuk perusahaan yang berpusat di Inggris.
Oktober lalu, salah satu pejabat JLR mengatakan, pabrik Changshu di Cina "pada dasarnya telah ditutup pada Oktober untuk memungkinkan inventaris kendaraan dan inventaris dealer kami untuk mulai mengurangi produksi."
Seperti produsen otomotif lain, JLR dihadapkan dengan penambahan biaya dan birokrasi pada kendaraan dan komponen dalam waktu kurang dari 80 hari. Ini jika anggota parlemen pada minggu depan menolak kesepakatan Brexit dari Perdana Menteri Inggris Theresa May.
PHK Ford
Selain Jaguar, pabrikan otomotif asal AS, Ford, juga berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan pekerja. Caranya dengan menghentikan pembuatan transmisi otomatis di Bordeaux pada Agustus 2019, meninjau operasinya di Rusia, dan menggabungkan markas besar Ford UK dan Ford Credit ke sebuah daerah di Dunton, Essex.
"Kami mengambil langkah tegas untuk mentransformasi bisnis Ford di Eropa," ujar Group Vice President Europe, Middle East, and Africa Steven Armstrong dalam pernyataan tertulis dilansir Reuters, Kamis (10/1/2019).
Saat ini, Ford Eropa mempekerjakan 53 ribu orang karyawan. Saat perusahaan berniat menghasilkan laba, malah kerugian yang didapat hingga mencapai 245 juta euro. Armstrong belum menyebut secara perinci jumlah karyawan yang bakal di-PHK. Sebab, perseroan masih melakukan negosiasi dengan pemimpin serikat pekerja.
(miq/miq) Next Article Pabrikan India Ajak Ford 'Comeback' ke Pasar Indonesia?
Demikian disampaikan seorang sumber kepada Reuters seperti dilansir CNBC International, Kamis (10/1/2019). Langkah itu merupakan respons perusahaan terhadap penurunan permintaan sebesar dua digit di China serta penurunan penjualan mobil diesel di Eropa.
JLR mengalami kerugian sekitar 354 juta pound atau sekitar US$ 450 juta (Rp 6,3 triliun) antara April dan September 2018. Tahun lalu, perseroan sudah melakukan PHK terhadap 1.000 orang di Inggris, menutup pabrik Solihull selama 2 minggu, dan mengumumkan pengurangan waktu operasional di pabrik Castle Bromwich-nya.
Perusahaan menolak memberikan komentar terkait hal ini ketika dihubungi oleh Reuters.
JLR, yang menjadi produsen mobil terbesar di Inggris sejak tahun 2016. Namun, output pada tahun 2018 tampaknya akan turun karena penjualan dalam 11 bulan pertama turun 4,4%.
Penjualan di China antara Juli dan September turun 44%. Sebuah kemerosotan terbesar dari pasar mana pun untuk perusahaan yang berpusat di Inggris.
Oktober lalu, salah satu pejabat JLR mengatakan, pabrik Changshu di Cina "pada dasarnya telah ditutup pada Oktober untuk memungkinkan inventaris kendaraan dan inventaris dealer kami untuk mulai mengurangi produksi."
Seperti produsen otomotif lain, JLR dihadapkan dengan penambahan biaya dan birokrasi pada kendaraan dan komponen dalam waktu kurang dari 80 hari. Ini jika anggota parlemen pada minggu depan menolak kesepakatan Brexit dari Perdana Menteri Inggris Theresa May.
PHK Ford
Selain Jaguar, pabrikan otomotif asal AS, Ford, juga berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan pekerja. Caranya dengan menghentikan pembuatan transmisi otomatis di Bordeaux pada Agustus 2019, meninjau operasinya di Rusia, dan menggabungkan markas besar Ford UK dan Ford Credit ke sebuah daerah di Dunton, Essex.
"Kami mengambil langkah tegas untuk mentransformasi bisnis Ford di Eropa," ujar Group Vice President Europe, Middle East, and Africa Steven Armstrong dalam pernyataan tertulis dilansir Reuters, Kamis (10/1/2019).
Saat ini, Ford Eropa mempekerjakan 53 ribu orang karyawan. Saat perusahaan berniat menghasilkan laba, malah kerugian yang didapat hingga mencapai 245 juta euro. Armstrong belum menyebut secara perinci jumlah karyawan yang bakal di-PHK. Sebab, perseroan masih melakukan negosiasi dengan pemimpin serikat pekerja.
![]() |
(miq/miq) Next Article Pabrikan India Ajak Ford 'Comeback' ke Pasar Indonesia?
Most Popular