
Bos SKK Migas Bocorkan Masa Depan Blok Masela
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
10 January 2019 17:18

Jakarta, CNBC Indonesia- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Dwi Soetjipto, angkat bicara perihal perkembangan Blok Masela. Dikatakan, saat ini pihaknya masih melaksanakan kajian teknis.
"Kami masih mereview teknis dengan orang-orang yang pakar lah, expert. Jadi sekarang ini, mungkin kira-kira juga dua minggu lagi, sesudah minggu depan akan ada pembahasan teknis," urainya di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Setelah itu, tahapan berikutnya langsung dikerjakan. Bekas Direktur Utama Pertamina ini menegaskan, hasil kajian teknis nantinya menjadi acuan dalam mengambil langkah selanjutnya.
"Setelah itu, kalau sudah final baru kita hitung-hitung kan, capexnya berapa... nanti sampai dengan IRR," urainya.
Dengan demikian, proposal pengajuan yang sejauh ini sudah masuk dapat direview berdasarkan hasil perhitungan yang tepat. Dia menargetkan, semua proses itu rampung pada akhir Januari atau awal Februari 2019.
"Mudah-mudahan lah di akhir Januari atau paling lambat awal februari SKK sudah bisa menyampaikan rekomendasi ke Kementerian ESDM," bebernya.
Rekomendasi yang bakal diserahkan itu, lanjut dia, termasuk hasil evaluasi nilai investasi. "Semuanya yang sudah dievaluasi. [Kajian teknis] ini SKK dengan inpex ya, kita akan menggunakan orang orang yang berkompeten," pungkasnya.
Blok Masela merupakan satu dari dua megaproyek gas di Indonesia yang diandalkan untuk cegah impor gas di masa depan. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan, kajian awal atau pre-FEED (Front End Engineering Design) pengembangan Blok Masela telah selesai. Dari kajian tersebut, terdapat penurunan biaya pengembangan.
Jonan menyebut, biaya pengembangan itu turun dari sebelumnya US$ 25 miliar hingga US$ 26 menjadi US$ 20 miliar hingga US$ 21 miliar.
"Masela ini sudah diskusi, mungkin nanti PoD (Plan of Development) pertamanya mudah-mudahan karena sudah pre-FEED selesai, dari US$ 25-26 miliar bisa kurang jadi US$ 20-21 miliar," kata dia di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Senin (26/11/2018).
Seperti diketahui, pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela telah diputuskan sebagai salah satu dari 37 Prioritas dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sebagaimana yang diatur dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2017. Adapun, dari Lapangan Abadi, tercatat potensi cadangan gas hingga 6,97 triliun kaki kubik (TCF) dan kapasitas kilang hingga 9,5 juta ton per tahun (MTPA).
(gus) Next Article Dwi Soetjipto Janji Masela Bisa Kelar Lebih Cepat
"Kami masih mereview teknis dengan orang-orang yang pakar lah, expert. Jadi sekarang ini, mungkin kira-kira juga dua minggu lagi, sesudah minggu depan akan ada pembahasan teknis," urainya di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
"Setelah itu, kalau sudah final baru kita hitung-hitung kan, capexnya berapa... nanti sampai dengan IRR," urainya.
Dengan demikian, proposal pengajuan yang sejauh ini sudah masuk dapat direview berdasarkan hasil perhitungan yang tepat. Dia menargetkan, semua proses itu rampung pada akhir Januari atau awal Februari 2019.
"Mudah-mudahan lah di akhir Januari atau paling lambat awal februari SKK sudah bisa menyampaikan rekomendasi ke Kementerian ESDM," bebernya.
Rekomendasi yang bakal diserahkan itu, lanjut dia, termasuk hasil evaluasi nilai investasi. "Semuanya yang sudah dievaluasi. [Kajian teknis] ini SKK dengan inpex ya, kita akan menggunakan orang orang yang berkompeten," pungkasnya.
Blok Masela merupakan satu dari dua megaproyek gas di Indonesia yang diandalkan untuk cegah impor gas di masa depan. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan, kajian awal atau pre-FEED (Front End Engineering Design) pengembangan Blok Masela telah selesai. Dari kajian tersebut, terdapat penurunan biaya pengembangan.
Jonan menyebut, biaya pengembangan itu turun dari sebelumnya US$ 25 miliar hingga US$ 26 menjadi US$ 20 miliar hingga US$ 21 miliar.
"Masela ini sudah diskusi, mungkin nanti PoD (Plan of Development) pertamanya mudah-mudahan karena sudah pre-FEED selesai, dari US$ 25-26 miliar bisa kurang jadi US$ 20-21 miliar," kata dia di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Senin (26/11/2018).
Seperti diketahui, pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela telah diputuskan sebagai salah satu dari 37 Prioritas dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sebagaimana yang diatur dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2017. Adapun, dari Lapangan Abadi, tercatat potensi cadangan gas hingga 6,97 triliun kaki kubik (TCF) dan kapasitas kilang hingga 9,5 juta ton per tahun (MTPA).
(gus) Next Article Dwi Soetjipto Janji Masela Bisa Kelar Lebih Cepat
Most Popular