
Janji Buwas: Tidak ada Impor Beras Hingga Juli 2019
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
10 January 2019 12:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, hingga bulan Juli Indonesia tidak akan melakukan impor beras. Hal itu karena pada Februari sampai Juli memasuki waktu panen sehingga stok dinyatakan aman.
"Sampai Juli tahun ini kita tidak impor. Kita sudah punya peta daerah mana saja yang akan panen di seluruh Indonesia," kata Buwas di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading-Jakarta Utara, Kamis (10/1/2019).
Adapun saat ini, stok beras yang tersimpan di Gudang Divre DKI Jakarta-Banten ada sebanyak 2,1 juta ton. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut jumlah stok ini merupakan jumlah terbesar selama 10 tahun terakhir.
Dari stok tumpukan karung beras yang ada, yakni setinggi 2,5 meter biasanya, kata Jokowi, stok hanya tersisah setengah dari 2,5 meter.
Buwas sendiri mengatakan, 1,7 juta ton dari yang tersimpan adalah beras impor. "Dari 2,1 juta ton itu, 1,7 juta ton impor tapi sekarang kita utamakan serap beras dalam negeri," ujarnya.
Buwas menyatakan, Bulog sudah mengosongkan beberapa gudang di daerah surplus untuk kemudian dilakukan penyerapan beras hasil panen dalam negeri. Penyerapan dalam negeri dianggap lebih mudah ketimbang penyerapan beras impor yang tidak sepenuhnya memenuhi selera masyarakat Indonesia.
"Tastenya belum tentu bisa diterima. Maka itu perlu proses dicampur produk dalam negeri sehingga yang tadinya perak jadi pulen," imbuhnya.
Buwas menambahkan, setelah bulan Juli kebutuhan beras dalam negeri akan dihitung lagi. Ia menekankan, impor baru akan dilakukan bila memang ada kebutuhan. "Seperti yang dikatakan Pak Presiden tadi, kalau ada kebutuhan kita impor. Kalau tidak ya tidak usah," katanya.
(miq/miq) Next Article Jokowi Diam-Diam ke Gudang Bulog, Ngapain Ya?
"Sampai Juli tahun ini kita tidak impor. Kita sudah punya peta daerah mana saja yang akan panen di seluruh Indonesia," kata Buwas di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading-Jakarta Utara, Kamis (10/1/2019).
Dari stok tumpukan karung beras yang ada, yakni setinggi 2,5 meter biasanya, kata Jokowi, stok hanya tersisah setengah dari 2,5 meter.
Buwas sendiri mengatakan, 1,7 juta ton dari yang tersimpan adalah beras impor. "Dari 2,1 juta ton itu, 1,7 juta ton impor tapi sekarang kita utamakan serap beras dalam negeri," ujarnya.
Buwas menyatakan, Bulog sudah mengosongkan beberapa gudang di daerah surplus untuk kemudian dilakukan penyerapan beras hasil panen dalam negeri. Penyerapan dalam negeri dianggap lebih mudah ketimbang penyerapan beras impor yang tidak sepenuhnya memenuhi selera masyarakat Indonesia.
"Tastenya belum tentu bisa diterima. Maka itu perlu proses dicampur produk dalam negeri sehingga yang tadinya perak jadi pulen," imbuhnya.
Buwas menambahkan, setelah bulan Juli kebutuhan beras dalam negeri akan dihitung lagi. Ia menekankan, impor baru akan dilakukan bila memang ada kebutuhan. "Seperti yang dikatakan Pak Presiden tadi, kalau ada kebutuhan kita impor. Kalau tidak ya tidak usah," katanya.
![]() |
(miq/miq) Next Article Jokowi Diam-Diam ke Gudang Bulog, Ngapain Ya?
Most Popular