
BNPB Sebut Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau tak Ganggu Warga
Rehia Indrayanti Beru Sebayang, CNBC Indonesia
28 December 2018 16:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membenarkan ada abu vulkanik Gunung Anak Krakatau yang melanda sejumlah daerah, termasuk Cilegon. Kendati demikian, abu vulkaniknya tipis.
"Hujan sekali juga hilang. Dampaknya tidak terlalu signifikan mengganggu aktivitas atau kesehatan masyarakat," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jumat (28/12/2018).
Sejak kemarin, status Gunung Anak Krakatau telah meningkat dari waspada menjadi siaga. Abu vulkanik pun menyebar ke berbagai arah, namun lebih signifikan ke wilayah barat hingga barat daya.
Sutopo juga mengatakan, seandainya terjadi letusan besar, dampak dari letusan itu tidak akan sebesar letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada tahun 1883. Ini mengingat diameter kawah Gunung Anak Krakatau hanya seluas 2 KM.
"Tidak sebesar ibunya (Gunung Krakatau), yaitu 12 KM. Sehingga kemungkinan erupsi tidak akan sebesar yang terjadi di tahun 1883. Tidak ada juga tsunami setinggi 36 meter," katanya.
Dalam paparannya, Sutopo juga menyebut hanya ada sembilan penerbangan internasional dan domestik yang dialihkan dari wilayah tersebut saat status Gunung Anak Krakatau ditingkatkan. Sementara itu untuk transportasi laut tidak ada kendala apapun.
"Transportasi laut sampai saat ini normal. Merak-Bakauheni normal. Tetapi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menyampaikan imbauan ke masyarakat agar waspada saat mendekati lokasi Gunung Anak Krakatau," ujar Sutopo.
(miq/miq) Next Article Gunung Anak Krakatau Meletus, Warga Pulau Sebesi Dievakuasi
"Hujan sekali juga hilang. Dampaknya tidak terlalu signifikan mengganggu aktivitas atau kesehatan masyarakat," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jumat (28/12/2018).
Sejak kemarin, status Gunung Anak Krakatau telah meningkat dari waspada menjadi siaga. Abu vulkanik pun menyebar ke berbagai arah, namun lebih signifikan ke wilayah barat hingga barat daya.
Sutopo juga mengatakan, seandainya terjadi letusan besar, dampak dari letusan itu tidak akan sebesar letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada tahun 1883. Ini mengingat diameter kawah Gunung Anak Krakatau hanya seluas 2 KM.
"Tidak sebesar ibunya (Gunung Krakatau), yaitu 12 KM. Sehingga kemungkinan erupsi tidak akan sebesar yang terjadi di tahun 1883. Tidak ada juga tsunami setinggi 36 meter," katanya.
![]() |
Dalam paparannya, Sutopo juga menyebut hanya ada sembilan penerbangan internasional dan domestik yang dialihkan dari wilayah tersebut saat status Gunung Anak Krakatau ditingkatkan. Sementara itu untuk transportasi laut tidak ada kendala apapun.
"Transportasi laut sampai saat ini normal. Merak-Bakauheni normal. Tetapi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menyampaikan imbauan ke masyarakat agar waspada saat mendekati lokasi Gunung Anak Krakatau," ujar Sutopo.
(miq/miq) Next Article Gunung Anak Krakatau Meletus, Warga Pulau Sebesi Dievakuasi
Most Popular