Memaknai Perombakan Kabinet A la Raja Arab Saudi

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
28 December 2018 10:52
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melakukan perombakan kabinet terbatas pada Kamis (27/12/2018) waktu setempat.
Foto: FILE FOTO - Menteri Keuangan Arab Saudi Ibrahim Abdulaziz Al-Assaf berbicara kepada media setelah pertemuan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di Riyadh, Arab Saudi 27 Oktober 2016. REUTERS / Faisal Al Nasser / File Foto
RIYADH, CNBC Indonesia - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melakukan perombakan kabinet terbatas pada Kamis (27/12/2018) waktu setempat. Kalangan analis menilai langkah Raja Salman bin Abdulaziz bertujuan memperbaiki citra Saudi di mata internasional.

Dalam perombakan itu, mantan menteri keuangan Ibrahim al-Assaf ditunjuk menjadi menteri luar negeri menggantikan Adel al-Jubeir. Al-Assaf menjabat menteri keuangan selama 20 tahun pernah mewakili Saudi di IMF maupun Bank Dunia.

Memaknai Perombakan Kabinet A la Raja Arab SaudiFoto: Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (REUTERS/Tomohiro Ohsumi)


Analis politik dari Chatham House Inggris Neil Quilliam menilai penunjukkan Al-Assaf menunjukkan citra Al-Jubeir telah ternoda lantaran kasus pembunuhan jurnalis senior sekaligus kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.

"(Al-Assaf) pada dasarnya akan menuruti perintah (Pemerintah Kerajaan Arab Saudi). Akan tetapi, dia juga dipandang sebagai kunci untuk membangun kembali citra Arab Saudi yang ternoda lewat citra positifnya di kancah internasional," kaa Quilliam dilansir Reuters, Jumat (28/12/2018).
Memaknai Perombakan Kabinet A la Raja Arab SaudiFoto: Infografis/Jamal Khashoggi/Arie Pratama

Al-Assaf merupakan satu di antara sejumlah sosok yang pernah ditahan dalam operasi pemberantasan korupsi yang diluncurkan Pangeran Mohammed bin Salman beberapa waktu lalu. Akan tetapi, dia dibebaskan selepas tuduhan yang disematkan kepadanya tidak terbukti.

Berbeda dengan analis, seorang pejabat Saudi mengatakan perubahan susunan itu terjadi pada akhir masa kabinet selama empat tahun. Itu artinya tidak ada yang istimewa karena semua berdasarkan hukum.

Dalam perubahan lain, Raja Salman menunjuk Pangeran Abdullah bin Bandar bin Abdulaziz untuk menggantikan Pangeran Khaled bin Ayyaf sebagai kepala Garda Nasional, sebuah lembaga negara yang bertanggung jawab pada aspek pertahanan.

Jenderal Kalid bin Qirar al-Harbi ditunjuk sebagai kepala keamanan umum. Sementara Musaed al-Aiban, putra lulusan kepala intelijen pertama Arab Saudi yang berpendidikan Harvard, ditunjuk sebagai penasihat keamanan nasional.

Turki al-Sheikh, penasihat dekat Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dipindahkan dari posisinya sebagai ketua komite olahraga untuk mengepalai komisi hiburan.

"Pengangkatan Turki al-Sheikh sebagai kepala otoritas hiburan serta perubahan dalam ekonomi nasional dan dewan keamanan adalah upaya untuk memoles pemerintahan yang ternoda," kata James Dorsey, seorang analis senior di Sekolah Internasional S.Rajaratnam. "Namun tidak satupun mempertanyakan posisi putra mahkota. Sebaliknya, itu justru memperkuatnya."
Memaknai Perombakan Kabinet A la Raja Arab SaudiFoto: REUTERS/Amir Levy

Turki al-Shabana, seorang eksekutif di Rotana Group, diangkat sebagai menteri informasi. Rotana dimiliki oleh miliarder Pangeran Alwaleed bin Talal, yang juga ditahan tahun lalu dan kemudian dibebaskan.

Raja Salman juga memerintahkan pembentukan Badan Antariksa Saudi, yang diketuai putranya yang berusia 62 tahun, Pangeran Sultan bin Salman. Ia yang juga mengepalai agensi pariwisata Saudi dan terbang dengan pesawat Space Discovery Discovery di tahun 1980-an dan menjadi orang Arab pertama di luar angkasa.


(miq/miq) Next Article Raja Salman Larang Keras Warga Ini Masuk Saudi, RI Juga!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular