'Kereta MRT Jakarta Bagaikan PlayStation'

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
28 December 2018 08:01
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan kereta mass rapid transit atau MRT akan dioperasikan secara otomatis, tidak dengan masinis.
Foto: Dirut MRT William Sabandar (CNBC Indonesia/Bernhart Farras)
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan kereta mass rapid transit atau MRT akan dioperasikan secara otomatis, tidak dengan masinis.

"Berbeda dengan kereta yang dioperasikan masinis untuk kereta manual. Sedangkan kereta (MRT) ini bisa manual dan otomatis," kata William kepada wartawan, Kamis (27/12/2018).

"Ketika operasi komersial, akan otomatis dan masinis bertugas untuk pengoperasian manual dan menutup kereta karena takut ada [penumpang] yang serobot dan hal-hal lain."

Untuk menggambarkan kecanggihan teknologi dan efektivitas kereta, William mengibaratkan pengoperasiannya bagaikan bermain permainan simulasi di PlayStation.


"Otomatis, dioperasikan oleh operation command center yang tidak terletak di dalam kereta dan seperti main PlayStation dalam mengoperasikan kereta," ujarnya. "Bedanya ini adalah kereta yang berjalan membawa 1.000 penumpang bolak balik."

Meski otomatis, seluruh keamanan kereta sudah terjamin dengan teknologi canggih. Masinis juga harus memiliki sertifikat untuk dapat mengoperasikan kereta. Sertifikat ini baru bisa didapat jika masinis sudah melalui tahap pelatihan dan pengalaman mengendarai kereta MRT Jakarta selama 2.000 jam.

'Kereta MRT Jakarta Bagaikan PlayStation'Foto: MRT Jakarta fase I dengan rute Bundaran HI-Lebak Bulus dibangun sepanjang 16 km dengan 13 stasiun. MRT direncanakan mulai beroperasi pada Maret 2019. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

"Tingkat akurasi sangat tinggi untuk memastikan moda operasi ini bisa beroperasi. Jadi, kita bisa menentukan waktu kereta tepat. Kalau enggak, pintu tidak akan terbuka. Ini contoh tingkat kecanggihan tingkat otomatisasi kereta MRT," kata William.

Head of Corporate Communication & Management PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo mengatakan kereta menggunakan communication based train control system dengan radar radio yang ditangkap oleh kereta. Sehingga, komunikasi antara kereta dan pusat pengendali akan menggunakan radar radio.

"Di kereta ada penerima sinyal. Jadi, dari pusat kontrol akan menembak sinyal ke track yang nanti dari track ke kereta," ujarnya.

'Kereta MRT Jakarta Bagaikan PlayStation'Foto: MRT Jakarta fase I dengan rute Bundaran HI-Lebak Bulus dibangun sepanjang 16 km dengan 13 stasiun. MRT direncanakan mulai beroperasi pada Maret 2019. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Ahmad menambahkan bahwa penerima sinyal terletak pada pinggir tiang jalan layang, ditanam di dalam kereta, dan di ujung peron pemberhentian. Lalu dari kereta akan menembak sinyal balik. Nantinya grafik perjalanan kereta akan memperlihatkan ketepatan kereta.

William menargetkan proyek MRT Jakarta Fase I: Koridor Selatan-Utara (Lebak Bulus-Bundaran HI) tuntas pada Februari-Maret 2019. Dengan demikian pada pertengahan Maret 2019, operasi komersial MRT Jakarta dimulai.

[Gambas:Video CNBC]


(prm) Next Article Jokowi Mau MRT Rute HI-Ancol Mulai Dibangun Awal 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular