
4 Kilang Pertamina Bakal Olah CPO Jadi Green BBM-LPG-Avtur
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
27 December 2018 19:55

Jakarta, CNBC Indonesia- Empat kilang Pertamina akan terus dikembangkan untuk menghasilkan bahan bakar energi hijau atau green energi. Mulai dari green gasoline (Pertamax Cs) -green diesel (solar), green LPG, sampai green avtur.
Tiga kilang yang dimaksud adalah kilang Plaju, kilang Cilacap, kilang Balongan, dan kilang Dumai. Namun, semuanya dilakukan secara bertahap.
Berdasarkan paparan Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero), Budi Santoso Syarif, sampai saat ini Pertamina telah uji coba di Kilang Plaju dengan metode co processing. Di kilang Plaju, Pertamina menguji coba mencampur CPO dengan minyak crude (mentah).
"Nanti dicampurnya dengan katalis cracking, katalis merah putih yang hasil produk dalam negeri. Ini di ujicoba 5 Desember 10 Desember, RBDPO dimasukkan ke Plaju. Kami coba tambahkan minyak sawit, dan oktan number bahan bakarnya naik terus," kata Budi, Kamis (27/12/2018).
Ia merinci saat dicampur minyak sawit 5%, oktannya menjadi 90,7. Ditambah 7,5% oktannya bisa 91,3. Dan terakhir kandungan sawit dinaikkan jadi 12%, oktan numbernya pun mencapai 92.
Proyeksinya jika berjalan lancar, produksi green gasoline 92 bisa mencapai 3 juta barel per bulan atau 487 ribu KL. Sementara LPG bisa mencapai 1 juta barel per bulan atau 104 ribu ton per bulan. "Ini bisa kurangi penggunaan crude 23 ribu barel sehari setara dengan penghematan US$ 500 juta per tahun."
Bedanya dengan B20, bahan sawit yang digunakan oleh Pertamina bukan FAME melainkan RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) atau CPO yang diolah dan dibersihkan getahnya serta baunya. Sumber yang sama untuk hasilkan margarin atau minyak goreng.
"Pencampuran langsung CPO dengan bahan bakar fosil di kilang ini secara teknis lebih sempurna dengan proses kimia, sehingga menghasilkan bahan bakar bensin dengan kualitas lebih tinggi karena nilai octane mengalami peningkatan," tambah Budi.
Ke depan, langkah ini akan diikuti di kilang lainnya yakni di RU Cilacap, Balongan dan Dumai serta akan diperluas untuk jenis bahan bakar lainnya, baik green diesel (bahan bakar solar) maupun green avtur. Pertamina bahkan sudah melakukan riset untuk menciptakan katalis buatan dalam negeri yang dapat digunakan untuk proses tersebut.
(gus/gus) Next Article Tumpahan Minyak Belum Kelar, Kini Kilang Pertamina Kebakaran
Tiga kilang yang dimaksud adalah kilang Plaju, kilang Cilacap, kilang Balongan, dan kilang Dumai. Namun, semuanya dilakukan secara bertahap.
Berdasarkan paparan Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero), Budi Santoso Syarif, sampai saat ini Pertamina telah uji coba di Kilang Plaju dengan metode co processing. Di kilang Plaju, Pertamina menguji coba mencampur CPO dengan minyak crude (mentah).
Ia merinci saat dicampur minyak sawit 5%, oktannya menjadi 90,7. Ditambah 7,5% oktannya bisa 91,3. Dan terakhir kandungan sawit dinaikkan jadi 12%, oktan numbernya pun mencapai 92.
Proyeksinya jika berjalan lancar, produksi green gasoline 92 bisa mencapai 3 juta barel per bulan atau 487 ribu KL. Sementara LPG bisa mencapai 1 juta barel per bulan atau 104 ribu ton per bulan. "Ini bisa kurangi penggunaan crude 23 ribu barel sehari setara dengan penghematan US$ 500 juta per tahun."
Bedanya dengan B20, bahan sawit yang digunakan oleh Pertamina bukan FAME melainkan RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) atau CPO yang diolah dan dibersihkan getahnya serta baunya. Sumber yang sama untuk hasilkan margarin atau minyak goreng.
"Pencampuran langsung CPO dengan bahan bakar fosil di kilang ini secara teknis lebih sempurna dengan proses kimia, sehingga menghasilkan bahan bakar bensin dengan kualitas lebih tinggi karena nilai octane mengalami peningkatan," tambah Budi.
Ke depan, langkah ini akan diikuti di kilang lainnya yakni di RU Cilacap, Balongan dan Dumai serta akan diperluas untuk jenis bahan bakar lainnya, baik green diesel (bahan bakar solar) maupun green avtur. Pertamina bahkan sudah melakukan riset untuk menciptakan katalis buatan dalam negeri yang dapat digunakan untuk proses tersebut.
(gus/gus) Next Article Tumpahan Minyak Belum Kelar, Kini Kilang Pertamina Kebakaran
Most Popular