
Akankah RI Impor Beras (Lagi) Tahun Depan? Ini Kata Buwas
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 December 2018 19:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PerumĀ Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso cukup pede Indonesia tak perlu lagi mengimpor beras tahun depan, seperti yang dilakukan tahun ini.
"Insyallah. Insyallah [tidak impor]," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso di Istana Kepresidenan, Kamis (27/12/2018).
Total kuota impor beras yang diberikan pemerintah sepanjang tahun ini mencapai 2 juta ton. Keran impor dibuka, lantaran suplai beras ke pasar berkurang, serta harganya yang cenderung meningkat.
Dengan perhitungan jumlah stok beras di gudang Bulog yang mencapai 2,2 juta ton, serta perkiraan panen raya yang bisa diserap mencapai 1,8 juta ton, Buwas cukup optimistis tak perlu lagi melakukan impor.
"Katakanlah sampai 2 bulan ke depan, kita kehilangan paling banyak 300.000 ton beras. Berarti masih ada 1,9 juta ton," jelasnya.
"Sebentar lagi kita panen, semakin banyak lagi beras kita. Ini membuktikan bahwa sebenarnya beras kita cukup," katanya.
Untuk saat ini, Perum Bulog akan fokus melakukan stabilisasi harga beras sesuai dengan instruksi langsung Presiden Joko Widodo.
Buwas mengungkapkan, operasi pasar yang dikebut bertujuan untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan beras dalam tiga tahun ke depan, mengingat masa panen baru akan terjadi pada April 2018.
"Januari, Februari, Maret itu diprediksi belum ada panen besar. Baru ada yang kecil-kecil. Jadi kebutuhan akan beras meningkat. Sedangkan panennya kurang," kata Buwas.
"Maka kami operasi pasar selama 3 bulan yang masif. Tadi Presiden gitu. Supaya tidak ada lonjakan harga. [...] Untuk mengantisipasi agar tidak ada kenaikan harga beras, kami mendahului," jelasnya.
(dru) Next Article Bulog Punya 1,4 Juta Ton Beras, Bawang Menipis, Jagung Kosong
"Insyallah. Insyallah [tidak impor]," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso di Istana Kepresidenan, Kamis (27/12/2018).
Total kuota impor beras yang diberikan pemerintah sepanjang tahun ini mencapai 2 juta ton. Keran impor dibuka, lantaran suplai beras ke pasar berkurang, serta harganya yang cenderung meningkat.
![]() |
Dengan perhitungan jumlah stok beras di gudang Bulog yang mencapai 2,2 juta ton, serta perkiraan panen raya yang bisa diserap mencapai 1,8 juta ton, Buwas cukup optimistis tak perlu lagi melakukan impor.
"Katakanlah sampai 2 bulan ke depan, kita kehilangan paling banyak 300.000 ton beras. Berarti masih ada 1,9 juta ton," jelasnya.
"Sebentar lagi kita panen, semakin banyak lagi beras kita. Ini membuktikan bahwa sebenarnya beras kita cukup," katanya.
Untuk saat ini, Perum Bulog akan fokus melakukan stabilisasi harga beras sesuai dengan instruksi langsung Presiden Joko Widodo.
Buwas mengungkapkan, operasi pasar yang dikebut bertujuan untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan beras dalam tiga tahun ke depan, mengingat masa panen baru akan terjadi pada April 2018.
"Januari, Februari, Maret itu diprediksi belum ada panen besar. Baru ada yang kecil-kecil. Jadi kebutuhan akan beras meningkat. Sedangkan panennya kurang," kata Buwas.
"Maka kami operasi pasar selama 3 bulan yang masif. Tadi Presiden gitu. Supaya tidak ada lonjakan harga. [...] Untuk mengantisipasi agar tidak ada kenaikan harga beras, kami mendahului," jelasnya.
(dru) Next Article Bulog Punya 1,4 Juta Ton Beras, Bawang Menipis, Jagung Kosong
Most Popular