184 Juta Penduduk RI Tinggal di Lokasi Rawan Bencana

Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
26 December 2018 15:03
BNPB akui Indonesia negara rawan bencana, sebanyak 184 juta dari 265 juta jiwa penduduk RI juga tinggal di rawan bencana.
Foto: Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memberi keterangan pers penanganan bencana Tsunami Selat Sunda di Ruang Lobby Graha BNPB, Jakarta, Selasa (25/12). (CNBC Indonesia/Aya)
Jakarta, CNBC Indonesia- Dalam setahun Indonesia ditimpa kemalangan tiga kali berturut-turut berupa bencana alam. Yakni, gempa Lombok, gempa dan tsunami Sulawesi Tenggara, dan terakhir tsunami di Selat Sunda jelang Natal kemarin.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwonugroho, mengatakan pada dasarnya Indonesia memang rawan bencana. Sutopo menuturkan dari 1629 sampai sekarang tercatat 177 kejadian bencana besar dan kecil.

[Gambas:Video CNBC]

"Memang paling banyak dibangkitkan aktivitas tektonik dibanding longsor laut dan erupsi gunung api," kata Sutopo, Rabu (26/12/2018).



Dan sampai saat ini, sistem peringatan dini untuk tsunami yang disebabkan longsor bawah laut dan gunung api belum dimiliki. "Yang kita miliki Indonesia, warning sistem tsunami yang dibangkitkan aktivitas tektonik, di timur lebih banyak ancamannya." jelasnya.

Sayangnya, di wilayah timur pendidikan soal mitigasi bencana justru lebih rendah dibanding wilayah Indonesia bagian barat. Contoh; gempa di Ende, Flores. "Gempa kurang dari 5 menit terjadi longsor bawah laut dan tsunami setelah 5 menit ketinggian 36 meter korban mencapai 2600 itu pada 1992," jelasnya.

Secara statistik, Indonesia yang memiliki penduduk 265 juta jiwa lebih dari separuhnya berada di daerah yang rawan bencana. "Yang tinggal di daerah rawan bencana 184 juta jiwa, yang tinggal di pantai rawan tsunami sebanyak 3,8 juta jiwa. Biasanya kalau terjadi tsunami yang dibangkitkan aktivitas tektonik golden time untuk evakuasi hanya 1 jam, kesempatan selamatkan diri dari terjangan tsunami."

Ia memberi contoh juga dengan peristiwa lalu, Palu misalnya tsunami hanya berselang 4 menit setelah gempa. Sementara longsor bawah laut di Selat Sunda tenggat waktunya 24 menit tapi karena tidak ada sistem informasi sehingga tidak ada warning ke masyarakat. Tidak sempat evakuasi, inilah pentingnya mitigasi, 3,8 juta jiwa penduduk terpapar oleh bencana bahaya tsunami.
(gus) Next Article Update Terbaru Preman Kepung dan Acak-acak Satu Negara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular