
Shell Sudah Turunkan Lagi Harga BBM, Pertamina Kapan?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
26 December 2018 14:02

Jakarta, CNBC Indonesia- Seiring dengan turunnya harga minyak dunia, badan usaha penjual BBM pun ramai-ramai mulai menurunkan harga jual BBM mereka. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, di SPBU Shell Rawabuntu, harga jual untuk BBM jenis Super (Ron 92) turun menjadi Rp 10.700 per liter, dari yang sebelumnya Rp 10.800 per liter.
Seperti dikutip dari situs perusahaan, per 19 Desember 2018, Shell telah melakukan penyesuaian harga jual untuk BBM non-subsidi di seluruh SPBU yang terletak di wilayah Jabodetabek per 19 Desember, untuk jenis Shell Super dijual di kisaran harga Rp IDR 10,650 - 10,850 per liter.
Sedangkan untuk jenis Shell V-Power dan Shell Diesel, masing-masing dijual di kisaran Rp 12.100 - 12.250 dan Rp 12.100 - 12.250 per liter.
Adapun, sebelumnya, Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Djoko Siswanto menuturkan, saat ini Shell tercatat telah menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Dengan penurunan harga jual BBM Shell, tersisa PT Pertamina (Persero) yang belum menurunkan harga.
Djoko menyebut, Shell telah menurunkan harga jual BBM non-subsidi mereka sejak 13 Desember lalu. Meski, yang baru diturunkan adalah harga BBM jenis Reguler atau Ron 90 (setara Pertalite). Ia pun tidak ingat besaran penurunan harga jual itu.
"13 Desember kalau nggak salah. Tapi turunnya berapa saya lupa," ujarnya kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (17/12/2018).
Sebelum Shell, ExxonMobil juga telah menurunkan harga jual BBM jenis Gasolin 92R atau setara Pertamax, di wilayah penyaluran Jawa Barat dan Banten. Penurunan tersebut menindaklanjuti permintaan dari pemerintah.
ExxonMobil menurunkan harga sebesar Rp 1.100 per liter. Sehingga, harga jual eceran Gasolin 92R per 12 Desember 2018 turun menjadi Rp 9.800 dari yang sebelumnya Rp 10.900 per liter.
Selain ExxonMobil, sebelumnya sudah tercatat badan usaha lainnya yang telah terlebih dahulu menurunkan harga yaitu Total, AKR, Vivo dan Garuda Mas. Total menurunkan harga BBM jenis Performance 92 dan Performance 95 mulai dari Rp200-Rp 250 per liter.
Performance 92 diturunkan menjadi sebesar Rp 10.800 per liter dari bulan lalu sebesar Rp 11.050 per liter. Harga Perfomance 95 sebesar Rp 12.350 per liter, sebelumnya sebesar Rp 12.550 per liter.
Sementara AKR telah menurunkan BBM jenis Akra 92 sebesar Rp 100 per liter dari Rp 9.800 ke Rp 9.700 per liter. Untuk Garuda Mas Energi, sudah menurunkan Rp 25 per liter dan Vivo hampir Rp 1.000 per liter.
Maka, tinggal Pertamina saja yang sampai saat ini belum juga menurunkan harga jual BBM non-subsidi mereka. Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina (Persero) Syahrial Mukhtar pernah mengatakan, harga BBM Pertamina saat ini sedang dievaluasi. Ia menuturkan, jika harga minyak terus bergerak seperti saat ini, perusahaan pasti akan melakukan penyesuaian, yang kemungkinan dilakukan di Januari mendatang.
"Ya kalau harganya begini terus ya nanti kita sesuaikan. Harga BBM itu kan kami evaluasi. Kami kan banyak urusannya, produknya banyak, ada PSO dan Non PSO. Nah ini masih kami kaji dulu perkembangan fluktuasi harga minyak yang di upstream," ujarnya kepada media ketika dijumpai di kesempatan yang sama.
Ia juga menjelaskan, perlu dipahami juga, harga di downstream itu tidak secara otomatis mengikuti harga di upstream, sebab basis yang dipakai BUMN migas ini adalah MOPS, bukan acuan WTI atau Brent.
"Kan ada time lag-nya. Ini lagi kami review, kalau tiba-tiba naik lagi gimana. Ini kan kebijakan kita bagaimana menyikapi fluktuasi, perlu kajian-kajian. Butuh waktu dua minggu sampai sebulan kami bisa review itu," pungkas Syahrial.
(gus) Next Article Habis Shell, Total Ikut Turunkan Harga BBM Lagi
Seperti dikutip dari situs perusahaan, per 19 Desember 2018, Shell telah melakukan penyesuaian harga jual untuk BBM non-subsidi di seluruh SPBU yang terletak di wilayah Jabodetabek per 19 Desember, untuk jenis Shell Super dijual di kisaran harga Rp IDR 10,650 - 10,850 per liter.
Adapun, sebelumnya, Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Djoko Siswanto menuturkan, saat ini Shell tercatat telah menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Dengan penurunan harga jual BBM Shell, tersisa PT Pertamina (Persero) yang belum menurunkan harga.
Djoko menyebut, Shell telah menurunkan harga jual BBM non-subsidi mereka sejak 13 Desember lalu. Meski, yang baru diturunkan adalah harga BBM jenis Reguler atau Ron 90 (setara Pertalite). Ia pun tidak ingat besaran penurunan harga jual itu.
"13 Desember kalau nggak salah. Tapi turunnya berapa saya lupa," ujarnya kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (17/12/2018).
Sebelum Shell, ExxonMobil juga telah menurunkan harga jual BBM jenis Gasolin 92R atau setara Pertamax, di wilayah penyaluran Jawa Barat dan Banten. Penurunan tersebut menindaklanjuti permintaan dari pemerintah.
ExxonMobil menurunkan harga sebesar Rp 1.100 per liter. Sehingga, harga jual eceran Gasolin 92R per 12 Desember 2018 turun menjadi Rp 9.800 dari yang sebelumnya Rp 10.900 per liter.
Selain ExxonMobil, sebelumnya sudah tercatat badan usaha lainnya yang telah terlebih dahulu menurunkan harga yaitu Total, AKR, Vivo dan Garuda Mas. Total menurunkan harga BBM jenis Performance 92 dan Performance 95 mulai dari Rp200-Rp 250 per liter.
Performance 92 diturunkan menjadi sebesar Rp 10.800 per liter dari bulan lalu sebesar Rp 11.050 per liter. Harga Perfomance 95 sebesar Rp 12.350 per liter, sebelumnya sebesar Rp 12.550 per liter.
Sementara AKR telah menurunkan BBM jenis Akra 92 sebesar Rp 100 per liter dari Rp 9.800 ke Rp 9.700 per liter. Untuk Garuda Mas Energi, sudah menurunkan Rp 25 per liter dan Vivo hampir Rp 1.000 per liter.
Maka, tinggal Pertamina saja yang sampai saat ini belum juga menurunkan harga jual BBM non-subsidi mereka. Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina (Persero) Syahrial Mukhtar pernah mengatakan, harga BBM Pertamina saat ini sedang dievaluasi. Ia menuturkan, jika harga minyak terus bergerak seperti saat ini, perusahaan pasti akan melakukan penyesuaian, yang kemungkinan dilakukan di Januari mendatang.
"Ya kalau harganya begini terus ya nanti kita sesuaikan. Harga BBM itu kan kami evaluasi. Kami kan banyak urusannya, produknya banyak, ada PSO dan Non PSO. Nah ini masih kami kaji dulu perkembangan fluktuasi harga minyak yang di upstream," ujarnya kepada media ketika dijumpai di kesempatan yang sama.
Ia juga menjelaskan, perlu dipahami juga, harga di downstream itu tidak secara otomatis mengikuti harga di upstream, sebab basis yang dipakai BUMN migas ini adalah MOPS, bukan acuan WTI atau Brent.
"Kan ada time lag-nya. Ini lagi kami review, kalau tiba-tiba naik lagi gimana. Ini kan kebijakan kita bagaimana menyikapi fluktuasi, perlu kajian-kajian. Butuh waktu dua minggu sampai sebulan kami bisa review itu," pungkas Syahrial.
(gus) Next Article Habis Shell, Total Ikut Turunkan Harga BBM Lagi
Most Popular