
Kontrak EPC Diteken, Kilang Balikpapan Baru Rampung 2023
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
10 December 2018 11:22

Jakarta, CNBC Indonesia- Pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan memasuki babak baru dengan ditandatanganinya kontrak pelaksanaan rancangan konstruksi (Engineering, Procurement and Construction - EPC) ruang lingkup pembangunan kilang baik Inside Battery Limit (IBL) maupun Outside Battery Limit (OSBL).
Penandatanganan kontrak ini akan menandai dimulainya pembangunan RDMP Balikpapan, setelah melalui proses lelang pada 15 Maret - 26 November 2018 dinyatakan selesai dan telah diumumkan pemenangnya pada 30 November 2018.
Pembangunan RDMP Kilang Balikpapan akan dilakukan oleh Joint Operation 4 perusahaan dalam dan luar negeri yakni SK Engineering & Construction Co Ltd, Hyundai Engineering Co Ltd, PT Rekayasa Industri, dan PT PP (Persero) Tbk, dengan kontrak pembangunan RDMP Balikpapan mencapai Rp 57,8 triliun atau US$ 4 miliar.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengakui memang ada keterlambatan dalam pembangunan kilang Balikpapan ini, namun menurutnya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
"Memang kami akui kilang ini mengalami keterlambatan, mending telat deh. Kita hari ini mulai, tapi kita percepat. Jadi akhir 2026, keenam proyek kilang ini bisa kita laksanakan. Jadi, schedule tuh udah very tight. Seluruh detail jadi 53 bulan. Ini kami harapkan bisa 2023," ujar Nicke, Senin (10/12/2018).
Nicke menjelaskan, untuk membangun RDMP Kilang Balikpapan ini, pihaknya membagi jadi dua tahap (delivery), sebab perusahaan tidak ingin terlalu lama untuk menyelesaikan seluruh pembangunan kilang.
"Kami lakukan ini dari tahun lalu seperti early work dan sebagainya, paralel juga kami bangun fasilitas. Target 2023, baik delivery satu dan dua akan selesai bersamaan, karena delivery II tidak lama seperti delivery I, hanya penambahan beberapa peralatan (equipment) saja," tutur Nicke.
"Untuk EPC delivery II, itu akan dilakukan di triwulan ke dua tahun depan secara paralel dengan pengerjaannya. Kami sudah hitung betul, delivery-nya seperti apa, jadi bisa selesai sama-sama di 2023," pungkas Nicke
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang menuturkan, pembangunan kilang Balikpapan ini akan memakan waktu 53 bulan sejak tanggal efektif.
"Kami sudah sepakat durasi pembangunan kilang ini 53 bulan sejak efective date. 53 bulan ini sampai dengan mechanical complication. Commercial on Date (COD) lalu. Tambahan 3 bulan lagi sampai Operating, jadi kira-kira selesai di Agustus 2023. Periode satu tahun berikutnya, jaminan, semua peralatan sudah beroperasi dengan baik, dan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditargetkan," jelas Ignatius kepada media saat dijumpai di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (10/12/2018).
Lebih lanjut, ia mengatakan, RDMP Kilang Balikpapan bagian dari proyek strategis Pertamina untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional. Nantinya kapasitas Kilang Balikpapan akan bertambah hingga 100 ribu barel per hari, atau naik 38 persen dari sebelumnya 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari.
RDMP Kilang Balikpapan ini, lanjut Ignatius, akan difokuskan untuk meningkatkan produksi BBM berkualitas dan ramah lingkungan sesuai dengan standar Euro V.
"RDMP Kilang Balikpapan, akan mengurangi beban impor solar hingga 17%, karena produksi solar meningkat 23% atau 30 ribu barel per hari. Selain itu, RDMP Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230 ribu ton per tahun," imbuhnya.
(gus/gus) Next Article Bangun Kilang Balikpapan, Pertamina Di Antara 9 Pilihan
Penandatanganan kontrak ini akan menandai dimulainya pembangunan RDMP Balikpapan, setelah melalui proses lelang pada 15 Maret - 26 November 2018 dinyatakan selesai dan telah diumumkan pemenangnya pada 30 November 2018.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengakui memang ada keterlambatan dalam pembangunan kilang Balikpapan ini, namun menurutnya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
"Memang kami akui kilang ini mengalami keterlambatan, mending telat deh. Kita hari ini mulai, tapi kita percepat. Jadi akhir 2026, keenam proyek kilang ini bisa kita laksanakan. Jadi, schedule tuh udah very tight. Seluruh detail jadi 53 bulan. Ini kami harapkan bisa 2023," ujar Nicke, Senin (10/12/2018).
Nicke menjelaskan, untuk membangun RDMP Kilang Balikpapan ini, pihaknya membagi jadi dua tahap (delivery), sebab perusahaan tidak ingin terlalu lama untuk menyelesaikan seluruh pembangunan kilang.
"Kami lakukan ini dari tahun lalu seperti early work dan sebagainya, paralel juga kami bangun fasilitas. Target 2023, baik delivery satu dan dua akan selesai bersamaan, karena delivery II tidak lama seperti delivery I, hanya penambahan beberapa peralatan (equipment) saja," tutur Nicke.
"Untuk EPC delivery II, itu akan dilakukan di triwulan ke dua tahun depan secara paralel dengan pengerjaannya. Kami sudah hitung betul, delivery-nya seperti apa, jadi bisa selesai sama-sama di 2023," pungkas Nicke
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang menuturkan, pembangunan kilang Balikpapan ini akan memakan waktu 53 bulan sejak tanggal efektif.
"Kami sudah sepakat durasi pembangunan kilang ini 53 bulan sejak efective date. 53 bulan ini sampai dengan mechanical complication. Commercial on Date (COD) lalu. Tambahan 3 bulan lagi sampai Operating, jadi kira-kira selesai di Agustus 2023. Periode satu tahun berikutnya, jaminan, semua peralatan sudah beroperasi dengan baik, dan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditargetkan," jelas Ignatius kepada media saat dijumpai di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (10/12/2018).
Lebih lanjut, ia mengatakan, RDMP Kilang Balikpapan bagian dari proyek strategis Pertamina untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional. Nantinya kapasitas Kilang Balikpapan akan bertambah hingga 100 ribu barel per hari, atau naik 38 persen dari sebelumnya 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari.
RDMP Kilang Balikpapan ini, lanjut Ignatius, akan difokuskan untuk meningkatkan produksi BBM berkualitas dan ramah lingkungan sesuai dengan standar Euro V.
"RDMP Kilang Balikpapan, akan mengurangi beban impor solar hingga 17%, karena produksi solar meningkat 23% atau 30 ribu barel per hari. Selain itu, RDMP Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230 ribu ton per tahun," imbuhnya.
![]() |
(gus/gus) Next Article Bangun Kilang Balikpapan, Pertamina Di Antara 9 Pilihan
Most Popular