Pembangkit Listrik Jawa I Mulai Konstruksi, Terbesar di ASEAN

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
07 December 2018 13:56
Pembangkit listrik Jawa I mulai tahap konstruksi, pembangkit ini akan jadi yang terbesar di asia tenggara
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Jakarta, CNBC Indonesia- Proyek Independent Power Producer (IPP) Jawa-1 akan memasuki tahap konstruksi pembangkit listrik bertenaga gas siklus ganda (combined cycle) berkapasitas 1.760 MW dan sebuah Floating Storage Regasification Unit (FSRU) berkapasitas 170.000 m3. 

Proyek yang dikerjakan oleh PT Pertamina Power Indonesia ini berlokasi di Cilamaya, Jawa Barat ini menjadi proyek terintegrasi "LNG-to-Power" pertama di Asia, dan juga salah satu yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.



Anak usaha dari PT Pertamina (Persero) tersebut juga merupakan holding company dari dua project companies IPP Jawa-1 yaitu PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR).

Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan mengatakan, seluruh listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut akan dipasok ke PT PLN (Persero) selama 25 tahun. Melalui pengembangan proyek ini, Pertamina grup menjadi mitra PLN dalam memasok listrik ke jaringan listrik nasional Jawa-Bali.
 
"Pembangunan infrastruktur gas dan pembangkit listrik yang terintegrasi dilakukan untuk mewujudkan energi bersih bagi negeri. Selain Jawa-1, Pertamina, melalui PPI juga mengembangkan proyek IPP dan energi baru terbarukan lainnya sejalan dengan tumbuhnya permintaan pasar, baik di skala nasional maupun internasional," jelasnya melalui keterangan resmi, Jumat (7/12/2018).
 
Proses pembangunan pembangkit listrik gas terintegrasi ini akan memasuki masa konstruksi (full-scale) pada bulan Desember 2018 yang ditandai dengan pelaksanaan ground breaking pada minggu ke-3 Desember 2018.

Direktur Utama PPI Ginanjar menambahkan, proyek Jawa-1 ini terbagi dalam 3 tahapan penting, yaitu Tahap I (pra proyek s/d Financial Close (FC)), Tahap II (konstruksi) dan Tahap III (operasional). Sehingga, dengan telah tercapainya FC pada tanggal 5 Desember 2018, maka tahap I proyek sudah berhasil diselesaikan. 

Ginanjar menuturkan, tantangan berikutnya adalah memastikan tahap konstruksi dapat terlaksana sesuai tata waktu yang ditargetkan COD pada Desember 2021 dan On Budget. 

"Koordinasi inter konsorsium (JSP-JSR) dan dengan para supporting partners serta para stakeholders lainnya merupakan kunci keberhasilan proyek agar dapat berjalan sesuai target. Kami juga harus memastikan aspek HSSE menjadi komitmen semua pihak terkait," ujarnya.

Proyek Jawa-1 ini menggunakan skema pendanaan non-recourse project financing, dimana pengembalian pendanaan solely bersumber dari cashflow yang di-generate oleh proyek. 

Adapun, bertindak sebagai lead consortium yang beranggotakan Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation dan perusahaan lainnya. JSP dibentuk untuk melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik, sedangkan JSR didirikan untuk pengelolaan FSRU.

Konsorsium Jawa-1 telah menunjuk konsorsium General Electric (GE), Samsung C&T, PT Meindo Elang Indah berturut-turut sebagai kontraktor rekayasa sipil dan konstruksi, pemasok turbin generator dan kontraktor jalur pipa gas. Sementara, Samsung Heavy Industries telah ditunjuk untuk pelaksana pembangunan FSRU.

JSP dan JSR mendapatkan pendanaan dari konsorsium Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Nippon Export and Investment Insurance Co., Ltd (NEXI), Asian Development Bank (ADB), serta para commercial banks yaitu Mizuho Bank Ltd, MUFG Bank Ltd, Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd, Crédit Agricole Corporate and Investment Bank, Société Générale.
(gus) Next Article Pertamina-Marubeni Dikabarkan Retak, Apa Kabar PLTGU Jawa I?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular