
Suplai Listrik Berlebih, PLN Tunda Bangun Pembangkit?
Ranny Virginia Utami, CNBC Indonesia
02 December 2018 17:54

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) menyampaikan masyarakat tak perlu khawatir dengan pasokan listrik dua tahun mendatang.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengklaim pasokan listrik 2019-2020 khususnya di Jawa dipastikan lebih dari cukup.
Ia mengatakan ada beberapa PLTU besar di Pulau Jawa yang akan masuk ke dalam sistem, di antaranya adalah PLTU Batang 2x1000 MW, Cilacap 1000 MW, dan Jawa 7 2x1000 MW.
"Memang permintaan terbesar di Jawa itu adalah Jawa Timur dan Jawa Barat. Mungkin itu yang jadi lebih awal, di Batang, Cilacap, Jawa 7. Mudah-mudahan 2019 akhir masuk ke sistem," kata Sofyan di Bogor, Minggu (2/12/2018).
Saat ini, PLN juga tengah fokus untuk pembangunan PLTU di mulut tambang (mine mouth) demi menambah pasokan listrik yang ada, terutama di Pulau Sumatera.
Sofyan mengungkapkan pembangunan PLTU di dekat tambang batubara ini lebih murah karena tidak memiliki biaya angkut sehingga PLN dapat membangun transmisinya lebih luas.
"Akan kami bangun transmisinya ke utara yang totalnya 2700 km, 500 kV. Jadi tol listrik dengan 4000-6000 MW," kata Sofyan.
Proyek ini sejatinya direncanakan sejak 2016 lalu, tetapi mengalami kendala lantaran aturan yang mengharuskan pembelian batubara dengan nilai yang cukup mahal.
"[Sekarang] di mulut tambang [sistemnya] negosiasi, maka kami dapat hanya dengan US$ 23 dari yang sebelumnya USD 42. Sekarang baru mulai perjanjian-perjanjian dibikin. Mulut tambang ini cepat, 3 tahun dia [selesai]," ujar Sofyan.
Pembangunan PLTU ini termasuk ke dalam bagian mega proyek 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintahan Joko Widodo. Selain pembangkit besar tadi, PLN juga terus mengembangkan pembangkit listrik kecil seperti dari EBT (Energi Baru dan Terbarukan), solar panel dan diesel untuk wilayah terpencil dan terisolir di pelosok Indonesia.
"Yang kecil-kecil kan banyak sekali, yang daerah terluar, terisolasi, itu diesel-diesel kecil hanya 100-200 kV itu banyak di lebih kurang 400 lokasi," kata Sofyan.
Maka dari itu, Sofyan mengungkapkan pemenuhan target mega proyek 35.000 MW akan terus dikejar, tetapi tetap menyesuaikan dengan permintaan yang ada.
"Kami akan upayakan untuk mengimbangi permintaan. Jangan sampai barang jadi tapi yang beli tidak ada. Begitu barang jadi, kalau IPP kami harus bayar, sementara permintaan masyarakat belum datang. Nanti PLN rugi," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
(ray) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengklaim pasokan listrik 2019-2020 khususnya di Jawa dipastikan lebih dari cukup.
Ia mengatakan ada beberapa PLTU besar di Pulau Jawa yang akan masuk ke dalam sistem, di antaranya adalah PLTU Batang 2x1000 MW, Cilacap 1000 MW, dan Jawa 7 2x1000 MW.
Saat ini, PLN juga tengah fokus untuk pembangunan PLTU di mulut tambang (mine mouth) demi menambah pasokan listrik yang ada, terutama di Pulau Sumatera.
Sofyan mengungkapkan pembangunan PLTU di dekat tambang batubara ini lebih murah karena tidak memiliki biaya angkut sehingga PLN dapat membangun transmisinya lebih luas.
"Akan kami bangun transmisinya ke utara yang totalnya 2700 km, 500 kV. Jadi tol listrik dengan 4000-6000 MW," kata Sofyan.
Proyek ini sejatinya direncanakan sejak 2016 lalu, tetapi mengalami kendala lantaran aturan yang mengharuskan pembelian batubara dengan nilai yang cukup mahal.
"[Sekarang] di mulut tambang [sistemnya] negosiasi, maka kami dapat hanya dengan US$ 23 dari yang sebelumnya USD 42. Sekarang baru mulai perjanjian-perjanjian dibikin. Mulut tambang ini cepat, 3 tahun dia [selesai]," ujar Sofyan.
Pembangunan PLTU ini termasuk ke dalam bagian mega proyek 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintahan Joko Widodo. Selain pembangkit besar tadi, PLN juga terus mengembangkan pembangkit listrik kecil seperti dari EBT (Energi Baru dan Terbarukan), solar panel dan diesel untuk wilayah terpencil dan terisolir di pelosok Indonesia.
"Yang kecil-kecil kan banyak sekali, yang daerah terluar, terisolasi, itu diesel-diesel kecil hanya 100-200 kV itu banyak di lebih kurang 400 lokasi," kata Sofyan.
Maka dari itu, Sofyan mengungkapkan pemenuhan target mega proyek 35.000 MW akan terus dikejar, tetapi tetap menyesuaikan dengan permintaan yang ada.
"Kami akan upayakan untuk mengimbangi permintaan. Jangan sampai barang jadi tapi yang beli tidak ada. Begitu barang jadi, kalau IPP kami harus bayar, sementara permintaan masyarakat belum datang. Nanti PLN rugi," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
(ray) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
Most Popular