Lebaran Tahun Depan, Minyak Tanah Sudah Hilang dari Nias

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
07 December 2018 08:50
Pemerintah berupaya menjalan program konversi minyak tanah ke liquified petroleoum gas (LPG) di Pulau Nias, Sumatera Utara.
Ilustrasi LPG (Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Nias, CNBC Indonesia - Pemerintah berupaya menjalan program konversi minyak tanah ke liquified petroleoum gas (LPG) di Pulau Nias, Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan penggunaan gas lebih bersih dan murah dibandingkan minyak tanah.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membagikan 150.318 paket perdana LPG 3 kilogram (kg), yang terdiri dari dua tabung LPG 3 kg dan kompor, kepada masyarakat Pulau Nias, Kamis (6/12/2018).


"Distribusi paket perdana LPG 3 kg ini dibagikan ke rumah tangga dan usaha kecil," kata Plt Direktur Pengusahaan Hilir Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Soerjaningsih, saat menghadiri pembagian ‎paket perdana LPG 3 kg, di Distrik Sitolu Ori, Kabupaten Nias Utara, ‎Sumatra Utara.

Lebih lanjut ia menuturkan, dengan dibagikannya 150.318 paket perdana LPG 3 kg ini tercatat dapat mengurangi konsumsi minyak tanah sebesar 40.500 KL per tahun atau setara Rp 110 miliar.‎

"Selain penghematan, emisi dari LPG 3 kg ini lebih rendah dibanding minyak tanah (mitan). Nanti, sebelum dibagikan, teman-teman dari Ditjen Migas akan melakukan sosialisasi penggunaan," tuturnya.

Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero) Mas'ud Khamid menjelaskan penggunaan gas ini akan membuat masyarakat dapat lebih berhemat karena setiap satu liter mitan setara dengan penggunaan 0,5 kg LPG. Selain itu, pembakaran LPG lebih baik daripada mitan sehingga dapat memiliki nilai panas lebih tinggi dan pengalaman memasak lebih baik.

Lebaran Tahun Depan, Minyak Tanah Sudah Hilang dari NiasIlustrasi LPG (Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
"LPG juga merupakan energi bersih, memiliki emisi karbon yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan minyak tanah sebagai bahan bakar," katanya.

Di Nias, dia menyebutkan, paling tidak setelah Lebaran tahun depan minyak tanah sudah tidak dipakai lagi karena masyarakatnya sudah menggunakan LPG.

"Untuk kepentingan LPG tentu kami sudah hitung berapa nanti kebutuhan pasokan untuk Pulau Nias, itu kami posisikan stok di 21 hari, jadi teman-teman masyarakat Nias tidak perlu khawatir," kata Mas'ud.


"Kami juga sadari ada faktor musim, itu pun sudah kami antisipasi, kalau kapal tidak mungkin berlayar, bulan-bulan sebelumnya pasokan stok akan kami tingkatkan," pungkas Mas'ud.

Secara nasional, Pertamina telah menjalankan program konversi mitan ke LPG sejak 2007, dan sampai 3 Desember 2018, tercatat pendistribusian paket perdana sudah mencapai 57,29 juta paket. Estimasi potensi nilai penghematan Pemerintah dari awal berjalannya program ini hingga 2018 diperkirakan mencapai lebih dari Rp 250 triliun.
(prm) Next Article Hingga Oktober, Impor LPG RI Sentuh Rp 36 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular