Lelah Impor, RI Coba Gairahkan Kembali Produksi Kedelai

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
05 December 2018 11:10
Impor kedelai melonjak setiap tahunnya.
Foto: Pengerajin memilih kedelai untuk diolah menjadi tempe di kawasan Sunter, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian berupaya melakukan bauran kebijakan untuk meningkatkan kembali minat petani untuk menanam kedelai.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Sumardjo Gatot Irianto mengatakan pihaknya sedang mendorong sistem penanaman tumpang sari antara komoditas padi, jagung dan kedelai.

Pasalnya, selama ini petani hanya fokus untuk menanam komoditas pangan yang harga jualnya tinggi, seperti padi atau jagung. Akhirnya, seringkali tanaman kedelai tidak kebagian lahan tanam.

"Kami ingin pajale [padi jagung dan kedelai] dibudidayakan bersama tanpa ada yang berebutan lahan satu sama lain. Makanya kita coba tumpang sari padi-jagung, padi-kedelai dan jagung-kedelai," ujar Gatot saat konferensi pers, Selasa (4/12/2018).

Foto: Pengerajin memilih kedelai untuk diolah menjadi tempe di kawasan Sunter, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan benih kedelai serta meminta adanya lahan baru kepada dinas pertanian di tingkat kabupaten bagi sentra produksi kedelai.

"Kita fokus ke Kab. Grobogan, [kita minta] 100 ribu hektare jadi sentra kedelai. Kita minta Bupati lebih intensif," imbuhnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Maman Suherman menjelaskan, harga jual kedelai di tingkat petani memang lebih murah dibandingkan dua komoditas pangan lainnya. Alhasil petani seringkali enggan menanam kedelai.

"Makanya kita ada bantuan benih dan pupuk. Supaya petani bisa tetap tanam jagung juga, maka ada opsi tumpang sari. Ini tidak menghilangkan luas area tanam jagung, tapi kita tambahkan kedelai dengan padatkan area tanamnya. Kita berikan alat pengering (dryer) juga untuk kedelai, menyasar area tumpang sari," jelas Maman.


Minat petani yang rendah untuk menanam kedelai mengakibatkan tingginya impor kedelai dalam tiga tahun terakhir. Seperti diketahui, kedelai merupakan bahan baku utama untuk membuat tahu, tempe, kecap dan berbagai makanan olahan lainnya.

Data Kementerian Pertanian menunjukkan impor kedelai di tahun 2015 sebesar 2,25 juta ton, naik menjadi 2,26 juta ton di 2016 dan melonjak menjadi 2,67 juta ton sepanjang tahun lalu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, impor kedelai sepanjang tahun ini hingga Oktober telah menembus 2,20 juta ton, dengan impor terbesar dari Amerika Serikat sebesar 2,14 juta ton, diikuti Kanada 51.419 ton dan Malaysia 8.249 ton.

Data Kementan memperlihatkan, produksi kedelai nasional sendiri terus menurun selama 3 tahun terakhir, dari 963 ribu ton di 2015, 859 ribu ton di 2016, menjadi hanya 538 ribu ton sepanjang tahun lalu.


(ray) Next Article RI Impor Kedelai 2,5 Juta Ton Setahun, Nilainya Capai Rp 21 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular