Internasional

Ekspor Kedelai yang Lemah Hambat Pertumbuhan Ekonomi AS

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
26 October 2018 14:56
Perekonomian Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melambat di kuartal ketiga akibat turunnya ekspor kedelai karena pengenaan tarif impor.
Ilustrasi kedelai (Foto: REUTERS/Daniel Acker)
Washington, CNBC Indonesia - Perekonomian Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melambat di kuartal ketiga akibat turunnya ekspor kedelai karena pengenaan tarif impor. Namun, pertumbuhan diperkirakan masih cukup kuat untuk dapat memenuhi target 3% tahun ini yang ditetapkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Proyeksi GDPNow yang dirilis The Federal Reserve/The Fed Atlanta menyebutkan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga tahun ini diperkirakan mencapai 3,6% secara tahunan. Produk domestik bruto (PDB) Negeri Paman Sam melaju naik 2,87% di kuartal sebelumnya.


"Mengingat stimulus fiskal, akan ada banyak hal yang dibutuhkan untuk dapat menghambat perekonomian ini dan saya tidak berpikir itu akan terjadi dalam waktu dekat," kata Ryan Sweet, ekonom senior di Moody's Analytics, dikutip dari Reuters.

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di tahun kesembilan adalah rekor terpanjang kedua. Departemen Perdagangan akan mempublikasikan cuplikan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga hari Jumat (26/10/2018) pukul 19:30 WIB.

Perekonomian AS didukung oleh pemotongan pajak senilai US$1,5 triliun (Rp 22.823 triliun) dan peningkatan belanja pemerintah. Stimulus fiskal adalah bagian dari langkah-langkah yang diadopsi oleh pemerintahan Trump untuk mendorong pertumbuhan tahunan hingga 3% secara berkelanjutan.

Ekspor Kedelai yang Lemah Hambat Pertumbuhan Ekonomi ASIlustrasi gudang kedelai. (Foto: REUTERS/Andres Stapff)
Namun pemerintah juga terkunci dalam perang dagang yang sengit dengan mitra terbesarnya, China. Sengketa perdagangan dengan mitra dagang lainnya dan perlambatan kuartal terakhir sebagian besar mencerminkan dampak dari bea masuk pembalasan Beijing terhadap ekspor AS, termasuk kedelai.

Para petani mengirimkan lebih dulu kedelainya ke China sebelum bea impor itu dikenakan di Juli sehingga mendorong pertumbuhan di kuartal kedua. Sejak saat itu, ekspor kedelai menurun setiap bulannya dan meningkatkan defisit perdagangan.

Para ekonom memperkirakan defisit perdagangan itu akan mengambil hampir 2 poin persentase dari pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga. Ini akan membalikkan kontribusi 1,22 poin persentase pada periode April-Juni.


Namun, hambatan dari perdagangan itu mungkin diimbangi dengan akumulasi persediaan yang lebih cepat oleh penimbunan bisnis sebelum bea masuk AS yang sebagian besar dalam barang-barang China, sudah mulai berlaku. Investasi persediaan diharapkan telah menambahkan sebanyak 2 poin persentase ke pertumbuhan PDB setelah memotong 1,1 poin persentase dari output pada kuartal kedua.
(prm) Next Article Jadi Korban Perang Dagang, Kedelai Justru Dorong Ekonomi AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular