
Kiprah Ekspor Yamaha dan Tantangan Jokowi
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
04 December 2018 08:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo melepas ekspor sepeda motor Yamaha yang ke 1,5 juta unit di pabrik PT Yamaha Motor Manufacturing Indonesia, Senin (3/12/2018).
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan Indonesia mencari investasi yang padat karya seperti halnya pembangunan pabrik sepeda motor.
"Negara kita memiliki problem besar, yaitu impor lebih besar dari ekspor. Ini problem besar yang bertahun-tahun tidak selesai. Karena itu saya saat ini sangat senang, ada peningkatan ekspor Yamaha. Saya senang karena selain ekspor sudah 338 ribu dan nanti akan kita launching ekspor yang ke 1,5 juta," kata Kepala Negara saat menyampaikan sambutan.
Dia menuturkan jumlah itu tergolong banyak sehingga juga mendatangkan keuntungan bagi Indonesia. Apalagi, motor Yamaha yang diproduksi di dalam negeri juga memiliki kandungan lokal yang tinggi.
"Ekspor tinggi, investasi tinggi, kandungan lokal sangat tinggi. Investasi seperti ini yang kita cari," kata Jokowi.
Sejalan dengan itu, Jokowi mengatakan ekspor Yamaha selama ini adalah 25% dari total produksi. Ke depannya, presiden ingin agar 75% total produksi yang diekspor.
"Saat ini 25% ekspor, 75% dalam negeri, nanti lima tahun di balik," katanya lagi.
Menyusul permintaan presiden, Executive Vice President Yamaha Indonesia Dyonisus Beti mengatakan hal itu mungkin saja dilakukan namun tetap harus menghitung ulang kemungkinan tersebut.
"Kami upayakan domestik meningkat, ekspor meningkat. Masalahnya tidak semua negara mau impor. Negara tujuan ekspor juga ingin mengembangkan produk dalam negerinya," ujarnya.
Adapun model yang diekspor Yamaha adalah XMAX, NMAX, LEXI, AEROX, YZF-R3, YZF-R25, MT-03, MT-25, YZF-R15, MX-King dan beberapa model lainnya. Adapun sasaran ekspor yakni 45 negara di 5 benua seperti Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Perancis, dan negara-negara di Asia, Afrika serta Australia.
Pada 2018 perkiraan ekspor utuh (completely built-up/CBU) Yamaha Indonesia mencapai 338.000 unit, dan 5,3 juta unit dalam bentuk terurai (completely knocked-down/CKD). Jumlah ini naik 14,7 kali lipat dibanding dengan tahun 2014.
Kinerja ekspor tersebut secara signifikan memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia dengan mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$ 813,6 juta atau setara Rp 11,8 triliun.
(ray/ray) Next Article Yamaha Pilih RI Jadi Negara Pertama Bagi All New Nmax
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan Indonesia mencari investasi yang padat karya seperti halnya pembangunan pabrik sepeda motor.
"Negara kita memiliki problem besar, yaitu impor lebih besar dari ekspor. Ini problem besar yang bertahun-tahun tidak selesai. Karena itu saya saat ini sangat senang, ada peningkatan ekspor Yamaha. Saya senang karena selain ekspor sudah 338 ribu dan nanti akan kita launching ekspor yang ke 1,5 juta," kata Kepala Negara saat menyampaikan sambutan.
Dia menuturkan jumlah itu tergolong banyak sehingga juga mendatangkan keuntungan bagi Indonesia. Apalagi, motor Yamaha yang diproduksi di dalam negeri juga memiliki kandungan lokal yang tinggi.
"Ekspor tinggi, investasi tinggi, kandungan lokal sangat tinggi. Investasi seperti ini yang kita cari," kata Jokowi.
Sejalan dengan itu, Jokowi mengatakan ekspor Yamaha selama ini adalah 25% dari total produksi. Ke depannya, presiden ingin agar 75% total produksi yang diekspor.
"Saat ini 25% ekspor, 75% dalam negeri, nanti lima tahun di balik," katanya lagi.
Menyusul permintaan presiden, Executive Vice President Yamaha Indonesia Dyonisus Beti mengatakan hal itu mungkin saja dilakukan namun tetap harus menghitung ulang kemungkinan tersebut.
"Kami upayakan domestik meningkat, ekspor meningkat. Masalahnya tidak semua negara mau impor. Negara tujuan ekspor juga ingin mengembangkan produk dalam negerinya," ujarnya.
Adapun model yang diekspor Yamaha adalah XMAX, NMAX, LEXI, AEROX, YZF-R3, YZF-R25, MT-03, MT-25, YZF-R15, MX-King dan beberapa model lainnya. Adapun sasaran ekspor yakni 45 negara di 5 benua seperti Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Perancis, dan negara-negara di Asia, Afrika serta Australia.
Pada 2018 perkiraan ekspor utuh (completely built-up/CBU) Yamaha Indonesia mencapai 338.000 unit, dan 5,3 juta unit dalam bentuk terurai (completely knocked-down/CKD). Jumlah ini naik 14,7 kali lipat dibanding dengan tahun 2014.
Kinerja ekspor tersebut secara signifikan memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia dengan mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$ 813,6 juta atau setara Rp 11,8 triliun.
(ray/ray) Next Article Yamaha Pilih RI Jadi Negara Pertama Bagi All New Nmax
Most Popular