Nasib Bisnis Damri dan Pos Indonesia di Zaman Now

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
27 November 2018 13:14
Nasib Bisnis Damri dan Pos Indonesia di Zaman Now
Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Damri dan PT Pos Indonesia merupakan dua perusahaan pelat merah yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Keduanya masih bertahan menjalankan roda bisnis di tengah perkembangan zaman seperti saat ini.

Perum Damri yang baru saja memperingati hari jadi ke-72 kemarin, tengah mencoba peruntungan di sektor perhotelan. Pihaknya menyiapkan 70 unit bus untuk disulap menjadi hotel di kawasan Pantai Tanjung Kalayang, Belitung.

Direktur Utama Perum Damri, Setia N. Milatia Moemin, menyebut bahwa langkah ini merupakan upaya Damri melebarkan sayap usaha. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun kamar hotel dari sebuah bus juga dinilai lebih efisien.

"Untuk yang besar sekitar Rp 300 juta. Lebih murah dibanding buat kamar hotel [konvensional], biasanya untuk bintang 4 sekitar Rp 500 jutaan," ungkap Setia N. Milatia Moemin, di Pool Damri Kemayoran, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Foto: Hotel bus Damri (CNBC Indonesia/Choirul)

Dikatakan, pengadaan terbesar lebih banyak diperuntukkan bagi fasilitas penunjang hotel. "Yang mahal di pertamanannya, landscape, dapurnya, ternyata mahal," imbuhnya.

Meski bus yang digunakan sebagai hotel ini bukan tergolong armada baru, namun Damri menjamin keawetan tiap unit yang disediakan. Sebab, Damri telah memilah kondisi bus yang digunakan, yakni yang memiliki rangka bodi kokoh.

"Ini agar optimal semua. Jadi sampai titik darah terakhir semua utilize [dimaanfaatkan efektif]," tegasnya.

Meski demikian, nantinya operasional hotel bernuansa bus ini tidak akan dikendalikan oleh Damri. Pihaknya bakal menggandeng operator hotel yang sudah berpengalaman.

Foto: Hotel bus Damri (Detik Finance/Selfie Miftahul Jannah)

"Terus terang kami tak akan mengoperasikan bus hotel itu. Akan dioperasikan oleh perusahaan BUMN yang memang kompetensinya di bisnis hotel. Jadi operator lah, kami bagi hasil dan investasi," tandasnya.

Dia mengaku, Damri membutuhkan asistensi lebih banyak terkait pengembangan bisnis perhotelan. Karena itu, keberadaan Partra Jasa misalnya, sangat membantu untuk dilibatkan dalam operasional nantinya.

"Kelihatannya Patra Jasa masuk jadi salah satu operator. Masih panjang prosesnya. Namanya masih belajar dan kita tak terlalu paham soal operasi," pungkasnya.

Sementara itu, upaya untuk bertahan memberikan layanan untuk negeri juga dilakukan PT Pos Indonesia. Direktur Utama Pos Indonesia, Gilarsi W. Setijono, mengakui bahwa sepanjang 2018 ini menjadi tahun yang berat. Target laba sebesar Rp 400 miliar yang dicanangkan tahun ini pun terancam tak tercapai.

"Kita gak tercapai. Saat ini Ya hampir seperempatnya saja, berat aprroximate lah ya, Rp 100 miliar," ungkapnya di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Senin (26/11/2018).

Dia menjelaskan, sejauh ini PT Pos Indonesia memiliki tiga lini bisnis terbesar, meliputi parcel, jasa keuangan dan surat. Dia menegaskan, bisnis persuratan saat ini sudah jauh menurun seiring perkembangan teknologi informasi.

"Jasa layanan keuangan, dengan aturan OJK [Otoritas Jasa Keuangan] akhir 2014 bahwa semua orang bisa jadi agennya bank, dengan agen Laku Pandai itu maka Pos menjadi kehilangan dominasinya," keluh Gilarsi.

Foto: PT Pos Indonesia (Persero). (Detik com Pradita Utama)

Pertumbuhan signifikan yang berlangsung pada produk-produk sektor e-commerce sempat menjadi harapan bagi PT Pos Indonesia. Dikatakan, dalam tiga tahun terakhir e-commerce tumbuh sampai 400 %. 

Meski begitu, yang paling berkontribusi terhadap perolehan laba masih berfokus pada pengiriman surat dan uang. 

"Jasa keuangan dan surat itu marginnya agak lebih baik dibandingkan parcel, sama-sama tarif sama tapi yang satu angkat satu kilogram betul satu kilo, yang satu kan satu kilo bisa 20-30an, kalau jasa keuangan kita sudah punya kantor sudah dibayar, orang sudah dibayar, paling hanya switching saja," urainya.

Di sisi lain, dia juga menyambut positif kerja sama yang baru saja diteken bersama PT Pertamina (Persero) kemarin. Sebagaimana peran perusahaan BUMN yang bertujuan untuk turut serta melaksanakan dan menunjang program pemerintah di bidang ekonomi serta pembangunan nasional, PT Pos akan terus terlibat aktif.

"Pos Indonesia memiliki banyak aset potensial yang siap disinergikan kemanfaatannya dengan Pertamina," imbuhnya.

Gilarsi menambahkan Pos Indonesia mempunyai jaringan yang sangat luas yaitu lebih dari 4.800 Kantor Pos di Indonesia, dan lebih dari 4.300 diantaranya telah online. Adapun titik layanannya (point of sales) mencapai 24.410 titik dalam bentuk Kantor Pos sendiri dan lebih dari 49 ribu berbentuk Agen Pos.

Kondisi tersebut menjadi modal berharga untuk mencegah atau setidaknya menunda senja kala PT Pos Indonesia. Dengan jaringan yang sangat luas ini, Kantor Pos dinilai strategis untuk penjualan produk Pertamina.

Di samping itu melalui MoU tersebut akan dijajaki pemanfaatan lahan milik Pos Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai SPBU serta kerjasama lainnya yang akan disepakati bersama
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular