Ubah Mindset untuk Digitalisasi Bandara Soekarno-Hatta

Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
23 November 2018 10:13
Bandara Soekarno-Hatta menerapkan konsep smart airport.
Foto: Kru Kabin Garuda Indonesia di Terminal 3 Soekarno-Hatta (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bandara Soekarno-Hatta digadang akan menjadi percontohan bandara pintar atau smart airport di Indonesia.

Istilah 'smart' sendiri lazim digunakan untuk merujuk kepada sesuatu yang berbau teknologi dan dapat memudahkan kehidupan, seperti misalnya smartphone, smart TV, smart card dan sebagainya.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan implementasi smart airport disamping bisa meningkatkan customer experience juga dapat menekan biaya operasional.

Dalam tahap awal, lanjutnya, biaya operasional dapat ditekan sebesar 5-10%.

"Tapi, nanti ketika [implementasi smart airport] sudah masif maka [penurunan biaya operasional] bisa 15-20%," ujarnya di Hotel Mulia, Kamis (22/11/2018).

Adapun smart airport yang akan diterapkan di Bandara Soekarno-Hatta adalah terkait dengan digitalisasi pelayanan, digitalisasi operasional, dan digitalisasi bisnis.

Foto: Bandara Soekarno-Hatta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Awaluddin menuturkan saat ini perseroan tengah menyiapkan penambahan fasilitas untuk menunjang konsep smart airport ini, di samping yang sudah ada.

Fasilitas tersebut antara lain self check-in, self baggage drop, dan self boarding gate. 

Selain itu, Bandara Soekarno-Hatta juga terus mematangkan sistem Airport Collaborative Decision Making (ACDM) yang ditunjang sejumlah peralatan berbasis teknologi informasi.

ACDM ini bisa mengkoordinasikan seluruh pihak yang terlibat di dalam pengoperasian bandara, seperti operator bandara, Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, Kepolisian, Kesehatan, dan sebagainya.

Foto: Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (REUTERS/Darren Whiteside/File Photo)


"Istilahnya, kalau ada 3 Boeing 777 mengangkut sekitar 1.000 orang mendarat bersama-sama di bandara, maka semuanya bisa lebih siap mulai dari aviation security, imigrasi. Intinya, sampai penumpang keluar dari gedung terminal bisa disiapkan lebih awal," ujar Awaluddin.

Awaluddin mengaku menerapkan konsep smart airport ini tidak mudah, bahkan dia mengistilahkan harus melakukan revolusi mental dalam tata cara melayani publik.

"Revolusi mental, yang diubah mindset," ujarnya.

Menyusul hal itu, AP II akan mengembangkan kapasitas sebanyak 1.000 SDM guna dapat memahami konsep digitalisasi pelayanan, operasional dan bisnis.



(ray/roy) Next Article Duh! Tarif Bandara Mau Naik, Tiket Pesawat Makin Mahal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular