Menteri Bambang: CAD Bengkak Isunya Memang di Migas

Arys Aditya, CNBC Indonesia
14 November 2018 11:50
Defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) yang melebar semua dikarenakan tingginya impor migas.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) yang melebar semua dikarenakan tingginya impor migas. Neraca perdagangan terimbas tingginya impor yang tak bisa diimbangi ekspor.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan kunci dari perbaikan defisit tersebut adalah dengan mendongkrak secara penuh kinerja ekspor.

"Bagaimana Indonesia bisa menurunkan CAD. Defisit kita kalau dilihat, dari segi jasa itu secara tidak langsung. Kedua, fnancial account. Ini tidak bisa kita hindari karena kita butuh FDI [Foreign Direct Investment] untuk menjadi inflow dari captial acount yang nantinya bisa biayai CAD," ujar Bambang di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Rabu (14/11/2018).

"Ketiga, di neraca perdagangan sendiri. Betul memang isunya di impor migas, tapi kalau kita bisa ekspor lebih banyak lagi, maka defisitnya tertutup," imbuh Bambang.

Bambang menjelaskan, negara tetangga seperti Thailand bukan penghasil minyak sehingga butuh impor. Namun, impor minyak yang besar tersebut bisa ditutup dengan ekspor.

"Kekuatan Thailand adalah ekspor yang sebenarnya berasal dari pengolahan bahan mamin," terang Bambang.

Dalam jangka panjang, sambung Bambang, ekonomi Indonesia jika ingin bergerak maju maka harus ada transformasi ke sektor yang berikan nilai tambah.

"Kita harus bisa lakukan diversifikasi. Meski tidak bisa dihindari ada ekspor yang masih mentah. Tantangan kita hasil agriculture kita yang luar biasa besar itu, jangan sampai subsektor pertanian ini hanya untuk bicara konsumsi dalam negeri," katanya.


(dru) Next Article 2020, Ekonom Proyeksi CAD Akan Tekan Nilai Tukar Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular