
Internasional
Proteksionisme Berkembang, Singapura Serukan Persatuan ASEAN
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
12 November 2018 11:49

Singapura, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, pada hari Senin (12/11/2018) menyerukan kerja sama yang lebih erat di antara negara-negara Asia Tenggara saat multilateralisme terancam.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam sebuah pertemuan bisnis di sela-sela konferensi tingkat tinggi ASEAN pekan ini yang dihadiri 10 negara anggota dan negara-negara lainnya, seperti China dan Amerika Serikat (AS) yang sedang terbelit perang dagang.
"ASEAN memiliki potensi besar namun menyadari ini semua bergantung pada apakah kita memilih untuk bersatu dan bekerja sama menuju tujuan ini di tengah dunia di mana multilateralisme bertarung dengan tekanan politik," kata Lee dalam ASEAN Business and Investment Summit, dilansir dari Reuters.
Lee sebelumnya telah memperingatkan, perang dagang AS-China dapat berdampak besar, negatif bagi Singapura. Bank sentral negara itu juga telah memperingatkan ketegangan perdagangan ini akan segera memperlambat pertumbuhan Singapura.
Presiden AS Donald Trump tidak hadir dalam pertemuan ini. Ia telah beberapa kali mengatakan beberapa perjanjian dagang multilateral tidak adil dan telah menekan China terkait tuduhan pencurian kekayaan intelektual, menghalangi ekspor AS, dan melebarnya selisih perdagangan kedua negara.
Wakil Presiden AS Mike Pence akan menghadiri acara tersebut menggantikan Trump. Selain itu, Perdana Menteri China Li Keqiang, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe termasuk di antara tokoh-tokoh yang akan hadir.
Li diperkirakan akan memberikan dukungannya bagi perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang saat ini sedang didiskusikan. Pakta perdagangan ini beranggotakan 16 negara, termasuk China, India, Jepang, dan Korea Selatan. AS tidak ikut bergabung.
Tidak jelas apakah Li dan Pence akan bertemu di sela-sela KTT ASEAN yang bila terjadi, akan menjadi pertemuan pembuka sebelum Trump dan Presuden China Xi Jinping bertemu di Argentina akhir bulan nanti.
(wed) Next Article Terancam Tenggelam, Ini "Jurus Sakti" Singapura
Pernyataan itu ia sampaikan dalam sebuah pertemuan bisnis di sela-sela konferensi tingkat tinggi ASEAN pekan ini yang dihadiri 10 negara anggota dan negara-negara lainnya, seperti China dan Amerika Serikat (AS) yang sedang terbelit perang dagang.
"ASEAN memiliki potensi besar namun menyadari ini semua bergantung pada apakah kita memilih untuk bersatu dan bekerja sama menuju tujuan ini di tengah dunia di mana multilateralisme bertarung dengan tekanan politik," kata Lee dalam ASEAN Business and Investment Summit, dilansir dari Reuters.
Presiden AS Donald Trump tidak hadir dalam pertemuan ini. Ia telah beberapa kali mengatakan beberapa perjanjian dagang multilateral tidak adil dan telah menekan China terkait tuduhan pencurian kekayaan intelektual, menghalangi ekspor AS, dan melebarnya selisih perdagangan kedua negara.
![]() |
Li diperkirakan akan memberikan dukungannya bagi perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang saat ini sedang didiskusikan. Pakta perdagangan ini beranggotakan 16 negara, termasuk China, India, Jepang, dan Korea Selatan. AS tidak ikut bergabung.
Tidak jelas apakah Li dan Pence akan bertemu di sela-sela KTT ASEAN yang bila terjadi, akan menjadi pertemuan pembuka sebelum Trump dan Presuden China Xi Jinping bertemu di Argentina akhir bulan nanti.
(wed) Next Article Terancam Tenggelam, Ini "Jurus Sakti" Singapura
Most Popular