Harga Minyak Dunia Anjlok 20%, Potensi Rugi Pertamina Turun

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
09 November 2018 18:45
Keuangan Pertamina tertolong dengan turunnya harga minyak dunia
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, CNBC Indonesia- Pada penutupan perdagangan hari Kamis (8/11/2018), harga minyak jenis brent kontrak Januari 2019 anjlok 1,62% ke level US$ 70,65/barel. Di waktu yang sama, harga minyak jenis light sweet kontrak Desember 2018 amblas 1,62% ke level US$ 60,67/barel.

Pada awal Oktober lalu, harga minyak sebenarnya sempat menanjak pesat, hingga menyentuh rekor tertingginya dalam 4 tahun terakhir. Kala itu, harga brent menyentuh angka US$ 86,29/barel, serta harga light sweet ada di level US$ 76,41/barel.


Namun, tak lama setelah itu pergerakannya berubah 180 derajat. Hanya dalam waktu sebulan, harga sang emas hitam langsung ambrol di kisaran 20%.

Pengamat energi Fahmy Radhi menuturkan, pada bulan-bulan mendekati akhir tahun, harga minyak dunia memang memiliki kecenderungan untuk mengalami penurunan. Sehingga, otomatis hal ini akan menurunkan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan kemudian dengan turunnya ICP maka harga BBM Premium yang selama ini ditanggung tinggi oleh Pertamina akan berkurang.

"Jadi potential lost yang dialami Pertamina akan semakin berkurang, sehingga bebannya tidak berat. Jadi memang ujungnya juga tidak ada alasan untuk menaikkan harga Premium," ujar Fahmy kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Jumat (9/11/2018).

Lebih lanjut, ia mengatakan, mestinya, ini menjadi angin segar bagi BUMN migas tersebut, karena beban tentunya akan berkurang, sehingga kinerja keuangan pun bisa membaik. Profitnya diharapkan semakin meningkat.

"Meski sekarang juga masih laba, tapi kan kecil, jadi ini bisa menambah profit perusahaan lah," tuturnya.

Di satu sisi, penurunan harga minyak dunia ini juga berpotensi besar menurunkan harga ICP, dan bisa berpengaruh ke penerimaan negara. Kendati demikian, menurut Fahmy, hal ini bisa diatasi dengan dividen yang diberikan oleh Pertamina. 

Sebab, lanjutnya, jika laba yang diperoleh Pertamina bertambah, maka setoran dividen kepada negara pun bisa bertambah.

"Potential lost yang akan ditanggung Pertamina kan berkurang, kalau laba Pertamina bertambah, dividen negara yang disetor kan bertambah juga. Poin penting dari turunnya harga minyak dunia ini, turunkan potensial lost Pertamina," pungkas Fahmy.
(gus) Next Article Setiap Harga Minyak Naik US$ 1, Pertamina Rugi Rp 2,8 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular