Impor Minyak (Lagi-lagi) Jadi Biang Kerok CAD Bengkak!

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
09 November 2018 17:20
Defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal III-2018 tercatat sebesar US$ 8,8 miliar.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal III-2018 tercatat sebesar US$ 8,8 miliar. Angka ini setara dengan 3,37% dari PDB.

Bank Indonesia (BI) menilai defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan III-2018 meningkat sejalan dengan menguatnya permintaan domestik. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan defisit kuartal sebelumnya sebesar US$ 8,0 miliar dolar AS (3,02% PDB).

"Peningkatan defisit neraca transaksi berjalan dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang dan meningkatnya defisit neraca jasa," tulis BI dalam keterangannya seperti dikutip CNBC Indonesia, Jumat (9/11/2018).

Impor Minyak (Lagi-lagi) Jadi Biang Kerok CAD Bengkak! Foto: CNBC Indonesia


Dijelaskan BI, penurunan kinerja neraca perdagangan barang terutama dipengaruhi oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas, sementara peningkatan surplus neraca perdagangan barang nonmigas relatif terbatas akibat tingginya impor karena kuatnya permintaan domestik.

"Peningkatan defisit neraca perdagangan migas terjadi seiring dengan meningkatnya impor minyak di tengah naiknya harga minyak dunia," tulis BI.
Peningkatan defisit neraca perdagangan migas terjadi seiring dengan meningkatnya impor minyak di tengah naiknya harga minyak duniaBank Indonesia


Defisit neraca transaksi berjalan yang meningkat juga bersumber dari naiknya defisit neraca jasa, khususnya jasa transportasi, sejalan dengan peningkatan impor barang dan pelaksanaan kegiatan ibadah haji.

"Meski demikian, defisit neraca transaksi berjalan yang lebih besar tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor produk manufaktur dan kenaikan surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, antara lain terkait penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang," terang BI.

Sementara, transaksi modal dan finansial pada kuartal III-2018 mencatat surplus yang cukup besar sebagai cerminan masih tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian domestik.

Transaksi modal dan finansial pada kuartal III-2018 surplus US$ 4,2 miliar. Hal ini didukung oleh meningkatnya aliran masuk investasi langsung. Selain itu, aliran dana asing pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman luar negeri korporasi juga kembali meningkat.

"Meskipun demikian, surplus transaksi modal dan finansial tersebut belum cukup untuk membiayai defisit transaksi berjalan, sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2018 mengalami defisit sebesar US$ 4,4 miliar," jelas BI.




(dru) Next Article Defisit Transaksi Berjalan Q3-2018 Bengkak Jadi 3,37% PDB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular