AS Tuduh Cina Langgar Perjanjian Antiperetasan

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
09 November 2018 14:32
China telah melanggar kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) yang bertujuan menghentikan spionase cyber melalui peretasan data pemerintah dan perusahaan.
Foto: Seorang anggota staf berjalan melewati bendera AS dan China yang ditempatkan untuk konferensi pers bersama oleh A.S. REUTERS/Jason Lee/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - China telah melanggar kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) yang bertujuan menghentikan spionase cyber melalui peretasan data pemerintah dan perusahaan, kata seorang pejabat intelijen senior AS, Kamis (08/11/18).

Ketika ditanya apakah China melanggar perjanjian tahun 2015 antara Presiden Barack Obama dan Presiden Xi Jinping, pejabat Badan Keamanan Nasional, Rob Joyce, mengatakan, "Kami pikir itu benar."


Namun, dia menambahkan bahwa kuantitas dan jumlah serangan telah turun "secara dramatis" sejak perjanjian itu berlaku.

"Meskipun tidak terlihat jelas, (Cina) memenuhi perjanjian atau tidak, jelas bahwa mereka hari ini jauh melampaui batas dari perjanjian yang ditandatangani oleh negara kita," kata Joyce, dikutip dari CNBC International.

Pada bulan September 2015, Obama mengumumkan bahwa ia telah mencapai "pemahaman bersama" dengan Xi tentang pembatasan spionase cyber ekonomi, tetapi mengancam akan menjatuhkan sanksi AS terhadap peretas China yang terus melakukan kejahatan cyber.

Kedua pemimpin mengatakan mereka setuju bahwa tidak ada pemerintahan yang secara sadar mendukung pencurian cyber atas rahasia perusahaan atau informasi bisnis.

Kesepakatan itu, bagaimanapun, tidak mengatur janji untuk menahan diri dari upaya memata-matai pemerintah-ke-pemerintah yang dilakukan secara tradisional.

Itu bisa termasuk peretasan besar-besaran kantor personel pemerintah federal AS tahun ini yang mengganggu data lebih dari 20 juta orang. Penelusuran oleh pejabat AS mengarah kembali ke China, tetapi belum mengatakan apakah mereka yakin pemerintah China yang bertanggung jawab.


Amerika Serikat dan China akan mengadakan dialog keamanan tingkat tinggi yang tertunda pada hari Jumat, tanda terbaru dari mencairnya hubungan tegang negara di tengah-tengah perdagangan yang sedang berlangsung menjelang pertemuan yang direncanakan antara Presiden AS Donald Trump dan Xi di pertemuan G20 di Argentina, akhir November.
(prm) Next Article Perusahaan China Ini Sukses Bikin AS Ketar-ketir, Gegara Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular