Internasional

Perusahaan China Ini Sukses Bikin AS Ketar-ketir, Gegara Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
05 July 2022 09:33
Chinese and U.S. flags flutter near The Bund, before U.S. trade delegation meet their Chinese counterparts for talks in Shanghai, China July 30, 2019.  REUTERS/Aly Song
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) sedang ketar-ketir. Ini karena sebuah proyek penggilingan milik perusahaan China Fufeng Grup di North Dakota.

Proyek itu dikhawatirkan dapat menjadi sarana mata-mata (spionase) Beijing. Lokasi proyek itu cukup dekat dengan sebuah pangkalan militer milik Washington.

Mengutip laporan CNBC Internasional, Fufeng dilaporkan telah memiliki lahan sebesar 300 hektar dekat Pangkalan Angkatan Udara Grand Forks. Pangkalan itu disebut menjadi pusat dari teknologi militer rahasia mengenai pesawat tanpa awak atau drone.

Anggota senat AS pun mulai khawatir dengan proyek ini. Senator Kevin Cramer dari Partai Republik menyebut bahwa China dapat mengeruk banyak informasi dari peternakan itu.

"Saya pikir kami sangat kurang menghargai seberapa efektif mereka dalam mengumpulkan informasi, mengumpulkan data, menggunakannya dengan cara yang jahat," katanya dalam sebuah wawancara dikutip Selasa (5/7/2022).

"Jadi saya tidak akan membuat Partai Komunis China melakukan bisnis di halaman belakang saya."

Baik ketua Demokrat dan anggota Partai Republik dari Komite Intelijen Senat juga mengatakan bahwa mereka menentang proyek tersebut. Bahkan, seorang senator Demokrat, Mark Warner mengatakan Komite Intelijen Senat telah dengan keras membunyikan alarm tentang ancaman kontra intelijen yang ditimbulkan oleh China.

Sementara itu, Walikota Grand Folks, Brandon Bochenski mengatakan pihaknya hanya ingin agar ekonomi wilayah itu berputar dengan adanya Fufeng Group. Meski begitu ia juga mengetahui terkait ancaman keamanan yang ditimbulkan.

"Pabrik senilai US$ 700 juta yang diusulkan akan menciptakan lebih dari 200 pekerjaan langsung dan peluang lain untuk logistik, truk, dan layanan pendukung lainnya," katanya di laman yang sama.

Gary Bridgeford, yang menjual sebidang tanah pertaniannya ke Fufeng, mengaku saat ini mendapatkan beberapa ancaman. Meski begitu, ia menyebut pihak yang mengancamnya terlalu berlebihan.

"Orang-orang mendengar hal-hal China dan ada kekhawatiran. Tetapi setiap orang memiliki telepon di saku mereka yang mungkin dibuat di China. Di mana anda melihat batasannya," ujarnya.

AS dan China memang tegang dalam beberapa tahun terakhir. Di era Presiden Donald Trump kedua negara juga terlibat Perang Dagang dengan penerapan tarif ke barang impor satu sama lain.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Lokasi Kantor Polisi 'Siluman' China, Ada di RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular