
Buwas: Jagung Impor Bukan Buat Pengusaha Besar
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
08 November 2018 12:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah memutuskan bakal mengimpor jagung maksimal 100 ribu ton hingga akhir tahun ini.
Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) ditunjuk sebagai pengemban tugas pelaksana impor ini.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengaku masih melakukan penjajakan sebelum mengimpor jagung.
"Kita secepatnya, tapi kan harus sesuai kebutuhan. Jadi kan kita punya daya kebutuhan peternak, nah itu kita sedang data, butuhnya berapa sehingga bisa suplai sesuai jumlahnya," paparnya di Pasar Induk Beras Cipinang, Kamis (8/11/2018).
Sejauh ini, pria yang akrab disapa Buwas ini menambahkan, Bulog masih mengandalkan stok jagung domestik untuk memenuhi kebutuhan di berbagai daerah. Dia menegaskan bahwa impor belum berlangsung.
Meski demikian, Bulog menilai ada beberapa negara yang dapat memenuhi permintaan impor jagung RI. "Dari beberapa negara kan bisa seperti Thailand dan beberapa negara yang saat ini sedang produksi," tandasnya.
Yang paling diperhatikan dalam realisasi kebijakan ini, lanjut Buwas, adalah suplai jagung di dalam negeri.
"Nanti kita suplai tidak ke pengusaha besar tetapi ke peternak kecil. Tidak sampai dua minggu sudah terdistribusi. Impor belum berlangsung. Yang ada dulu, sambil dilihat kebutuhan per hari juga per minggu," pungkasnya.
(ray) Next Article Buwas Geram, Stok Berlimpah Tapi Harga Beras Mahal
Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) ditunjuk sebagai pengemban tugas pelaksana impor ini.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengaku masih melakukan penjajakan sebelum mengimpor jagung.
Sejauh ini, pria yang akrab disapa Buwas ini menambahkan, Bulog masih mengandalkan stok jagung domestik untuk memenuhi kebutuhan di berbagai daerah. Dia menegaskan bahwa impor belum berlangsung.
Meski demikian, Bulog menilai ada beberapa negara yang dapat memenuhi permintaan impor jagung RI. "Dari beberapa negara kan bisa seperti Thailand dan beberapa negara yang saat ini sedang produksi," tandasnya.
Yang paling diperhatikan dalam realisasi kebijakan ini, lanjut Buwas, adalah suplai jagung di dalam negeri.
"Nanti kita suplai tidak ke pengusaha besar tetapi ke peternak kecil. Tidak sampai dua minggu sudah terdistribusi. Impor belum berlangsung. Yang ada dulu, sambil dilihat kebutuhan per hari juga per minggu," pungkasnya.
(ray) Next Article Buwas Geram, Stok Berlimpah Tapi Harga Beras Mahal
Most Popular