
Kemenhub Belum Terima Safety Warning Soal Boeing 737 Max
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 November 2018 16:51

Jakarta, CNBC Indonesia - The Boeing Company diketahui merilis safety warning kepada operator pesawat 737 Max model terbaru, sebagai respons investigasi yang berlangsung terhadap kecelakaan Lion Air JT-610, jelas seorang sumber yang mengetahui rencana itu, dikutip dari Bloomberg.
Bloomber melaporkan buletin dari Boeing akan memperingatkan bahwa pembacaan yang salah terhadap flight-monitoring system bisa menyebabkan pesawat menukik tiba-tiba, jelas sumber tersebut. Boeing akan memperingatkan pilot untuk mengikuti prosedur yang berlaku untuk menangani masalah itu, kata sumber.
Namun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum mendapatkan informasi terkait hal ini.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Hengki Angkasawan, tidak banyak berkomentar ketika dicecar awak media perihal rilis safety warning dari Boeing.
Pun demikian, Hengki Angkasawan juga tidak membeberkan sejauh mana hasil koordinasi yang dilakukan dengan Boeing pasca-laka maut tersebut.
"Sampai saat ini kami belum menerima [safety warning] secara resmi," ujarnya singkat, usai konferensi pers di Kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Sementara itu, dalam konferensi pers tersebut, Kasubdit Aeronautika Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Kushandono, membeberkan hasil ramp check yang berlangsung pada 31 Oktober - 6 November 2018.
Dia menegaskan, ramp check terhadap pesawat udara sebetulnya sudah berlangsung rutin. "Dalam arti, ada atau tidak ada kecelakaan, kami lakukan. Namun karena ada insiden, kita intensifkan," tegasnya.
Dia menyebut, sebanyak 117 pesawat telah menjadi sasaran ramp check dalam 7 hari terakhir. Pemeriksaan secara random ini berlangsung di 10 bandara, meliputi berbagai jenis pesawat dan lintas maskapai.
"Semua pesawat dalam keadaan laik terbang," bebernya.
Selain itu, Kemenhub juga menggelar pemeriksaan khusus terhadap 11 unit Boeing 737 Max 8. Dari jumlah itu, 1 unit dimiliki Garuda Indonesia, 10 sisanya dikendalikan Lion Air.
"Terhadap itu kami lakukan pemeriksaan khusus. Tidak sesuai schedule rutin, karena dilakukan tidak pada waktunya. Semua dinyatakan laik terbang. Ada beberapa item yang sebenarnya bukan rusak, tetapi memang boleh tidak berfungsi hanya dalam jangka tertentu. Dokumen mengatur itu ada, minimum equipment list," urainya.
Selanjutnya, Kushandono juga menyinggung special audit terhadap Lion Air. Hanya saja, dia mengaku tidak bisa membeberkan hasil audit yang dilakukan.
"Kami sudahauditLion air, dilaksanakandenganmereview manual-manual perusahaan,record pesawat, wawancara personel kunci, juga evaluasi kemampuan fasilitas perawatan. Tujuannya, agar semua kebutuhan tetap terpenuhi. Kalau pun ada temuan, sebetulnya tidak dipublikasikan, untukkeperluaninternalKemenhub demi pembinaan lebih lanjut," kata dia.
(ray) Next Article Terbang ke Makassar, Wanita Ini Melahirkan di Atas Pesawat
Bloomber melaporkan buletin dari Boeing akan memperingatkan bahwa pembacaan yang salah terhadap flight-monitoring system bisa menyebabkan pesawat menukik tiba-tiba, jelas sumber tersebut. Boeing akan memperingatkan pilot untuk mengikuti prosedur yang berlaku untuk menangani masalah itu, kata sumber.
Namun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum mendapatkan informasi terkait hal ini.
Pun demikian, Hengki Angkasawan juga tidak membeberkan sejauh mana hasil koordinasi yang dilakukan dengan Boeing pasca-laka maut tersebut.
"Sampai saat ini kami belum menerima [safety warning] secara resmi," ujarnya singkat, usai konferensi pers di Kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Sementara itu, dalam konferensi pers tersebut, Kasubdit Aeronautika Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Kushandono, membeberkan hasil ramp check yang berlangsung pada 31 Oktober - 6 November 2018.
Dia menegaskan, ramp check terhadap pesawat udara sebetulnya sudah berlangsung rutin. "Dalam arti, ada atau tidak ada kecelakaan, kami lakukan. Namun karena ada insiden, kita intensifkan," tegasnya.
Dia menyebut, sebanyak 117 pesawat telah menjadi sasaran ramp check dalam 7 hari terakhir. Pemeriksaan secara random ini berlangsung di 10 bandara, meliputi berbagai jenis pesawat dan lintas maskapai.
"Semua pesawat dalam keadaan laik terbang," bebernya.
Selain itu, Kemenhub juga menggelar pemeriksaan khusus terhadap 11 unit Boeing 737 Max 8. Dari jumlah itu, 1 unit dimiliki Garuda Indonesia, 10 sisanya dikendalikan Lion Air.
"Terhadap itu kami lakukan pemeriksaan khusus. Tidak sesuai schedule rutin, karena dilakukan tidak pada waktunya. Semua dinyatakan laik terbang. Ada beberapa item yang sebenarnya bukan rusak, tetapi memang boleh tidak berfungsi hanya dalam jangka tertentu. Dokumen mengatur itu ada, minimum equipment list," urainya.
Selanjutnya, Kushandono juga menyinggung special audit terhadap Lion Air. Hanya saja, dia mengaku tidak bisa membeberkan hasil audit yang dilakukan.
"Kami sudahauditLion air, dilaksanakandenganmereview manual-manual perusahaan,record pesawat, wawancara personel kunci, juga evaluasi kemampuan fasilitas perawatan. Tujuannya, agar semua kebutuhan tetap terpenuhi. Kalau pun ada temuan, sebetulnya tidak dipublikasikan, untukkeperluaninternalKemenhub demi pembinaan lebih lanjut," kata dia.
(ray) Next Article Terbang ke Makassar, Wanita Ini Melahirkan di Atas Pesawat
Most Popular