RI Punya LNG Sejak 1977, Tapi Baru Dipakai Domestik 2012

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
01 November 2018 16:45
SKK Migas sebut LNG Indonesia baru dipakai domestik sejak 2012, meskipun sudah punya sejak 1977
Foto: CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty
Jakarta, CNBC Indonesia- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, ternyata gas alam cair/LNG di Indonesia ternyata sudah ada sejak 1977, namun baru digunakan oleh domestik mulai 2012 lalu.

"Sejak 1977 Indonesia sudah ekspor LNG ke Jepang melalui PT Badak NGL, tapi yang kami lihat pembeli domestik yang memanfaatkan sedikit sekali. Nah waktu 2012 barulah ada kargo pertama domestik untuk kirim LNG dari Bontang ke FSRU Jawa Barat. Artinya, lama sekali kita baru bisa nikmati gas alam," ujar Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi kepada media saat dijumpai dalam acara Distribusi dan Pemanfaatan LNG Skala Kecil, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (1/11/2018).



Lebih lanjut, Amien mengakui, selama ini memang ternyata gas alam cair/LNG di Indonesia lebih banyak diekspor ketimbang digunakan di dalam negeri.

Ia menjelaskan, menurut pihaknya, kondisi seperti itu disebabkan, dalam rentan waktu cukup lama kebutuhan domestik belum tumbuh, harga minyak juga masih rendah sehingga pemanfaatan gas dalam negeri tidak optimal. 

"Tren kenaikan kebutuhan gas bumi tumbuh di 2000-an terutama di 2005 ketika harga minyak naik di atas US$ 100 dolar per barel di 2008, dari situ baru mikir bagaimana kalau gunakan gas (untuk di dalam negeri)," tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengakui, memang masih ada tantangan yang dihadapi dalam mengoptimalkan gas alam ini, yaitu, bagaimana pemanfaatan gas itu untuk bisa dipakai di dalam negeri, bukan dibeli untuk dijual lagi ke luar negeri.

"Menurut kami, hal ini terjadi karena kebutuhan domestik sudah ada tapi belum tumbuh. Kami telusuri, infrastruktur jadi kendalanya," tutur Amien.

Ia pun mencontohkan, misalnya di Bontang, kebutuhan gas ada di Indonesia bagian barat, terutama Sumatra. Tetapi, masalahnya, adalah bagaimana cara membawa gas itu ke sana.

Sehingga, lanjut Amien, ia berharap, para pelaku usaha bisa membuat bisnis gas alam cair, yang merupakan hal penting, karena jika bisa membuat bisnis ini sampai ke ritel, maka ujungnya bisa menurunkan harga sembako, menciptakan lapanan kerja yang banyak, sebab, tambah Amien, dua hal itu adalah yang penting bagi negara.

"Makanya kami mikir, mari diskusi deh dengan pelaku bisnis, end to end supply chain dari hulu ke customer, mestinya customer hotel, mal, rumah sakit, mungkin kita belum pernah ngobrol, kita ngobrol di sini barang kali nyambung," pungkas Amien.


(gus) Next Article SKK Migas Buka Bukaan Soal Rendahnya Serapan LNG Domestik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular