Impor BBM, Pertamina Borong Dolar Rp 1,5 T/Hari?

Gustidha Budiartie & Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
26 October 2018 15:12
Pertamina dikabarkan butuh dolar hingga US$ 100 juta per hari
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Jakarta, CNBC Indonesia- Pemilik Grup Mayapada Dato Sri Tahir sempat bikin heboh dunia pemberitaan karena menukar dolarnya senilai Rp 2 triliun. Tapi, tahukah Anda bahwa nilai dolar yang dikumpulkan Tahir itu hampir sama dengan kebutuhan dolar PT Pertamina (Persero) setiap hari untuk impor bahan bakar minyak (BBM)?

Tingginya kebutuhan dolar Pertamina tak lepas dari menggunungnya kebutuhan BBM, Berdasar data Pertamina yang dipaparkan dalam rapat bersama komisi VII DPR RI September lalu, direksi Pertamina memaparkan setiap hari perseroan impor BBM sebanyak 393 ribu barel per hari. Naik dibanding tahun lalu yang rata-rata hanya 370 ribu barel per hari. 


Selain BBM, terdapat juga impor minyak mentah sebanyak 351 ribu barel per hari, turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 361 ribu barel.

Artinya, setiap hari BUMN migas ini impor sekitar 700 ribu barel. Lantas, berapa banyak dolar yang dibutuhkan untuk beli BBM ini?

Mantan petinggi Pertamina mengungkap bahwa saat ia berada di perusahaan migas tersebut, dibutuhkan setidaknya US$ 100 juta per hari. "Itu harga minyak masih US$ 50 per barel, kalau sekarang sudah US$ 76 pasti lebih tinggi lagi. Luar biasa memang," ujarnya saat bertemu dengan CNBC Indonesia, Kamis (25/10/2018).

Nilai impor paling tinggi adalah untuk BBM, terutama untuk BBM premium yang beroktan 88, harganya mahal tapi kualitasnya paling buruk. Apalagi sudah tidak ada lagi negara yang konsumsi bensin oktan rendah ini, biaya pengolahan cukup memakan ongkos. "Padahal ini bensin racun, harusnya mulai beralih ke oktan lebih tinggi."

Pertamina sendiri enggan membuka nilai persis untuk impor minyak setiap hari. VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan tak mengetahui persis besaran kebutuhan dolar perusahaan setiap hari.

Impor BBM, Pertamina Borong Dolar Rp 1,5 T/Hari?Foto: Infografis/Defisit Migas/Edward Ricardo


Ia hanya mengatakan, untuk mengontrol valas itu ada kemungkinan dilakukan penjadwalan. "Misalnya setiap jangka waktu tertentu. Pertamina sendiri ambil dolar itu untuk tiga bulan ke depan, tapi setiap kontrak pembelian itu syarat dan ketentuannya beda-beda kan mesti bayar kapan," terang Adiatma.

"Tidak ada pengurangan volume, kan kalau kebutuhan BBM sudah pasti angkanya. Sebetulnya kalau kita lihat data BPS, masalahnya itu bukan pada volume impor, jumlah pembeliannya kan sama, tapi nilainya tinggi karena dolar menguat. Jadi sudah pantaslah kalau perusahaan negara diatur negara," jelas Adiatma.

Sementara untuk mendapatkan dolarnya, kini melalui Bank BUMN. "Pembelian dolarnya dilakukan dan dikelola melalui perbankan BUMN, sumbernya dari Bank Indonesia (BI). Ini prosesnya sudah berlangsung lama, sudah dari 2001 kalau tidak salah," ujar Adiatma.

Lebih lanjut, Adiatma mengatakan, prinsipnya dalam memperoleh valas semua sudah diatur pemerintah, pembeliannya pun untuk negara, diatur oleh Menteri Keuangan dan BI, operasionalnya oleh perbankan BUMN. 


(gus/roy) Next Article Begini Cara Pertamina Borong Dolar Buat Impor BBM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular