Divestasi, Freeport di Papua Jadi Tambang Emas Raksasa Dunia
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
25 October 2018 11:52

Jakarta, CNBC Indonesia- Induk PT Freeport Indonesia (PTFI) yang ada di Amerika Serikat, Freeport McMoran (FCX) mengumumkan kinerjanya di kuartal III-2018.
Di sela-sela pengumumannya itu, CEO Freeport McMoran Richard Adkerson banyak menyinggung soal divestasi PT Freeport Indonesia yang dokumennya diteken pada 27 September lalu, oleh PT Inalum (Persero) dan perusahaannya.
Dalam transkrip Earnings Call yang digelar FCX semalam, Adkerson menyebut setelah penekenan kemarin bisnis di Papua menjadi lebih pasti dan performanya meningkat.
"Di Indonesia performa perusahaan sangat kuat di kuartal tiga 2018. Setelah memakan waktu lama soal isu tenaga kerja, operasional, dan keamanan. Kini, operasional di sana sangat efektif, aman, produksinya kuat, dan berbagai perkembangan baik lainnya," ujar Richard sebagaimana dikutip dari Seeking Alpha, Kamis (25/10/2018).
[Gambas:Video CNBC]
FCX kini lebih leluasa untuk mengeksplorasi tambang-tambang di Papua, mulai dari tambang terbuka Grasberg yang memasuki fase finalnya di 2018 ini dan akan dioptimalkan. Dan bisa memulai penggalian di tambang bawah tanah, yang memiliki potensi lebih besar.
Lalu, penggalian akan berlanjut ke tambang Deep MLZ yang memiliki cadangan segunung dan penting untuk masa depan perusahaan hingga 2041. Adkerson pun meyakinkan para investor dengan dokumen divestasi yang sudah diteken, investasi di tambang-tambang berpotensi tinggi ini menjadi lebih pasti.
"Kami menjadi percaya diri, risiko untuk rencana bisnis di pertengahan 2019 untuk mulai menggali tambang Deep MLZ sudah tak ada. Lalu dengan tambang Grasberg, kini rencana investasi kami dan infrastruktur kami sudah pada tempatnya," jelas Adkerson.
Dengan begitu, lanjutnya, FCX akan memproduksi emas dan tembaga dengan signifikan dalam dua tahun ke depan. Lalu, setelah program-program jangka panjang berjalan dan mulai beroperasi sampai 2041 tambang Freeport yang ada di Papua akan jadi salah satu tambang tembaga dan emas terbesar dunia. "Sangat atraktif secara ekonomi karena campuran dari operasi jangka panjang dan biaya operasi yang rendah."
[Gambas:Video CNBC]
(gus/roy) Next Article Bisik-bisik Jokowi ke Bos Freeport McMoRan, Bahas Apa?
Di sela-sela pengumumannya itu, CEO Freeport McMoran Richard Adkerson banyak menyinggung soal divestasi PT Freeport Indonesia yang dokumennya diteken pada 27 September lalu, oleh PT Inalum (Persero) dan perusahaannya.
Dalam transkrip Earnings Call yang digelar FCX semalam, Adkerson menyebut setelah penekenan kemarin bisnis di Papua menjadi lebih pasti dan performanya meningkat.
[Gambas:Video CNBC]
FCX kini lebih leluasa untuk mengeksplorasi tambang-tambang di Papua, mulai dari tambang terbuka Grasberg yang memasuki fase finalnya di 2018 ini dan akan dioptimalkan. Dan bisa memulai penggalian di tambang bawah tanah, yang memiliki potensi lebih besar.
Lalu, penggalian akan berlanjut ke tambang Deep MLZ yang memiliki cadangan segunung dan penting untuk masa depan perusahaan hingga 2041. Adkerson pun meyakinkan para investor dengan dokumen divestasi yang sudah diteken, investasi di tambang-tambang berpotensi tinggi ini menjadi lebih pasti.
"Kami menjadi percaya diri, risiko untuk rencana bisnis di pertengahan 2019 untuk mulai menggali tambang Deep MLZ sudah tak ada. Lalu dengan tambang Grasberg, kini rencana investasi kami dan infrastruktur kami sudah pada tempatnya," jelas Adkerson.
Dengan begitu, lanjutnya, FCX akan memproduksi emas dan tembaga dengan signifikan dalam dua tahun ke depan. Lalu, setelah program-program jangka panjang berjalan dan mulai beroperasi sampai 2041 tambang Freeport yang ada di Papua akan jadi salah satu tambang tembaga dan emas terbesar dunia. "Sangat atraktif secara ekonomi karena campuran dari operasi jangka panjang dan biaya operasi yang rendah."
[Gambas:Video CNBC]
(gus/roy) Next Article Bisik-bisik Jokowi ke Bos Freeport McMoRan, Bahas Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular