4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

Jokowi Gelontorkan Rp 187 T Buat Dana Desa, Apa Hasilnya?

Muhammad Choirul Anwar & Arys Aditya, CNBC Indonesia
23 October 2018 16:17
Dana Desa merupakan komitmen politik untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan.
Foto: Konferensi pers 4 Tahun Jokowi-JK (CNBC Indonesia/Choirul Anwar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Jokowi-JK telah menggelontorkan Dana Desa sebesar Rp 187 triliun selama empat tahun masa kerjanya. Lantas, apa saja hasil dari program tersebut?

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, membeberkan hasil Dana Desa dalam ajang bertajuk Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Ia mengatakan, Dana Desa merupakan komitmen politik untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan. Dalam empat tahun itu, desa mampu membangun infrastruktur untuk pemberdayaan masyarakat.

Pembangunan tersebut dilakukan dengan skala yang sangat masif. Sebagai contoh, lebih 158.000 km jalan desa dibangun.

"Belum pernah terjadi sebelumnya," kata Eko.

Selain itu, ada pula 6.932 unit pasar desa, 39.351 unit saluran irigasi, serta beragam sarana lain yang menunjang kegiatan produktif. Sejalan dengan itu, sarana yang menunjang kebutuhan kualitas hidup juga dibangun, seperti 18.447 unit Posyandu, 48.694 unit PAUD, dan masih banyak lagi.

"Keberhasilan dari pengelolaan Dana Desa ini terletak pada pendampingan. Ada sekitar hampir 40.000 pendamping. Kita kerja sama dengan kepolisian, kejaksaan, pendamping lain di samping dunia usaha dan perbankan," paparnya.

Selanjutnya, terdapat pula kegiatan lain yang menunjang program Dana Desa dengan melibatkan institusi pendidikan. Disebutkan, setiap tahun sekitar 75.000 mahasiswa melaksanakan KKN tematik di desa.

"Yang perlu diperhatikan juga, Dana Desa ini hanya stimulan saja. Kami punya program unggulan lain, seperti Prokades dan lainnya," pungkasnya.



Vokasi
Masih terkait dengan pendidikan, pemerintahan Jokowi-JK memfokuskan kepada penguatan pendidikan kejuruan alias vokasi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan peran pendidikan kejuruan semakin penting dalam pembangunan industri dalam tahun-tahun terakhir.

Ia menyatakan, konsep pendidikan kejuruan juga makin disesuaikan dengan kebutuhan industri atau sisi demand, berbeda dengan konsep pendidikan masa lalu yang berfokus pada sisi suplai.

"Baru disiapkan kurikulum," kata Muhadjir dalam kesempatan terpisah.

"Kita juga mengajak industri untuk berperan langsung untuk di SMK-SMK. Caranya adalah memperbanyak jam praktek anak didik, bukan teori saja. Saat ini 40% adalah kerja praktek," lanjutnya.

Selain itu, Muhadjir mengatakan pemerintah juga telah membangun 560 technopark sebagai medium bertemunya sisi suplai, yaitu SMK, dan sisi permintaan, yakni industri.

"Dalam technopark ini, industri dan SMK berpartner untuk menjadi tempat produksi dalam praktek kerja siswa. Jadi langsung bisa dipakai," ujarnya.


(miq/miq) Next Article JK Sebut Kebijakan Jokowi Ini Tak Patut Dilanjutkan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular