
Eksklusif: Jonan Buka-bukaan Soal Harga BBM dan Pertamina
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
23 October 2018 12:58

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan akhirnya buka suara soal isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan dampaknya kepada PT Pertamina (Persero).
Seperti diketahui persoalan kenaikan harga BBM ini sempat bikin heboh beberapa waktu lalu. Rencana kenaikan akhirnya dibatalkan pemerintah dalam selang waktu kurang dari satu jam. Dalam wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, akhirnya Jonan menjelaskan sikap pemerintah.
[Gambas:Video CNBC]
"Untuk BBM begini, kami coba agar kenaikan tidak ada karena banyak masyarakat yang daya belinya terbatas. Akhirnya kami coba kendalikan. Itu mengapa untuk solar harganya dipertahankan tapi subsidi naik, karena kalau tidak nanti harga barang-barang lain ikut naik di pasar. Pesannya adalah daya beli terjaga," kata Jonan saat diwawancarai di kantornya, Selasa (23/10/2018).
Subsidi bensin yang diberikan pemerintah memang hanya untuk solar, dengan proyeksi konsumsi 14,5 juta KL. Sementara, untuk premium tidak disubsidi oleh pemerintah.
Memang, lanjutnya, ada yang menyebut selisih harga jual dan harga pasarnya kini ditanggung oleh Pertamina dan membuat beban BUMN tersebut bertambah.
"Memang tekor kalau di Rp 6.550 per liter, tapi Pertamina sudah dikasih kompensasi banyak," lanjutnya.
Kompensasinya antara lain dengan memberikan blok-blok migas dengan produksi signifikan atau blok terminasi, seperti blok Mahakam, Sanga-Sanga, dan Rokan. Setelah dihitung, seluruhnya diperkirakan bisa mendatangkan pemasukan tambahan ke Pertamina hingga US$20 miliar atau Rp 300 triliun dalam 20 tahun ke depan.
"Memang pelan-pelan ini kan, menanggung tekor tidak selamanya juga. Tahun ini misal berapa Rp 7 triliun atau Rp 10 triliun saya kurang tahu. Tapi kan sudah dikasih segitu banyak, atau mau dibalikin sekarang? Jadi bisa dapat uang dan untuk kasih subsidi kan sama aja," jelasnya.
(gus/prm) Next Article Demi Rupiah, Jonan: Pertamina Hanya Boleh Impor BBM
Seperti diketahui persoalan kenaikan harga BBM ini sempat bikin heboh beberapa waktu lalu. Rencana kenaikan akhirnya dibatalkan pemerintah dalam selang waktu kurang dari satu jam. Dalam wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, akhirnya Jonan menjelaskan sikap pemerintah.
[Gambas:Video CNBC]
![]() |
Memang, lanjutnya, ada yang menyebut selisih harga jual dan harga pasarnya kini ditanggung oleh Pertamina dan membuat beban BUMN tersebut bertambah.
"Memang tekor kalau di Rp 6.550 per liter, tapi Pertamina sudah dikasih kompensasi banyak," lanjutnya.
Kompensasinya antara lain dengan memberikan blok-blok migas dengan produksi signifikan atau blok terminasi, seperti blok Mahakam, Sanga-Sanga, dan Rokan. Setelah dihitung, seluruhnya diperkirakan bisa mendatangkan pemasukan tambahan ke Pertamina hingga US$20 miliar atau Rp 300 triliun dalam 20 tahun ke depan.
"Memang pelan-pelan ini kan, menanggung tekor tidak selamanya juga. Tahun ini misal berapa Rp 7 triliun atau Rp 10 triliun saya kurang tahu. Tapi kan sudah dikasih segitu banyak, atau mau dibalikin sekarang? Jadi bisa dapat uang dan untuk kasih subsidi kan sama aja," jelasnya.
(gus/prm) Next Article Demi Rupiah, Jonan: Pertamina Hanya Boleh Impor BBM
Most Popular