
Jonan: Pemerintah Tak Naikkan Harga BBM Dalam Waktu Dekat
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 September 2018 21:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menegaskan pemerintah tidak berencana untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Pemerintah tidak merencanakan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat. Itu jawabannya," kata Jonan di kantornya, Selasa (4/9/2018).
Hal serupa sebelumnya juga disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Ia mengatakan pemerintah tidak membahas opsi menaikkan harga BBM subsidi pada saat ini atau tahun depan.
Wacana menaikkan harga BBM subsidi muncul setelah nilai tukar rupiah terus tertekan akibat defisit neraca perdagangan yang disebabkan derasnya impor migas. Nilai tukar rupiah sendiri pada hari ini menyentuh level baru yakni di atas Rp 14.900/US$.
"Di dalam RAPBN 2019 sudah kita sampaikan policy mengenai subsidi tetap sama dengan volume yang ditetapkan, yaitu diesel dan dari sisi jumlah subsidinya per liternya sama seperti 2018," katanya di Gedung DPR, Selasa (4/9/2018).
Sebelumnya, Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, menekankan konsen ekonomi saat ini memang ada di CAD (Current Account Deficit).
"Salah satu sumber defisit yang besar adalah migas, untuk menurunkan permintaan BBM yang sebagian juga mungkin muncul karena penyelundupan sebaiknya harga BBM dinaikkan," kata Chatib kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/9/2018).
(dru) Next Article Eksklusif: Jonan Buka-bukaan Soal Harga BBM dan Pertamina
"Pemerintah tidak merencanakan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat. Itu jawabannya," kata Jonan di kantornya, Selasa (4/9/2018).
Wacana menaikkan harga BBM subsidi muncul setelah nilai tukar rupiah terus tertekan akibat defisit neraca perdagangan yang disebabkan derasnya impor migas. Nilai tukar rupiah sendiri pada hari ini menyentuh level baru yakni di atas Rp 14.900/US$.
"Di dalam RAPBN 2019 sudah kita sampaikan policy mengenai subsidi tetap sama dengan volume yang ditetapkan, yaitu diesel dan dari sisi jumlah subsidinya per liternya sama seperti 2018," katanya di Gedung DPR, Selasa (4/9/2018).
Sebelumnya, Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, menekankan konsen ekonomi saat ini memang ada di CAD (Current Account Deficit).
"Salah satu sumber defisit yang besar adalah migas, untuk menurunkan permintaan BBM yang sebagian juga mungkin muncul karena penyelundupan sebaiknya harga BBM dinaikkan," kata Chatib kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/9/2018).
(dru) Next Article Eksklusif: Jonan Buka-bukaan Soal Harga BBM dan Pertamina
Most Popular