Rupiah Selamat Karena Pasar Tutup Jam Empat

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 October 2018 16:53
Rupiah Selamat Karena Pasar Tutup Jam Empat
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah mampu memanfaatkan situasi perlambatan laju dolar AS jelang akhir perdagangan. 

Pada Selasa (16/10/2018), US$ 1 sama dengan Rp 15.195 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya. 

Saat pembukaan pasar, rupiah menguat 0,13%. Setelah itu rupiah cenderung melemah, bahkan menjadi salah satu mata uang dengan depresiasi terdalam di Asia. 


Namun jelang penutupan perdagangan, rupiah mampu berbalik arah. Koreksi yang dialami dolar AS mampu menjadi modal bagi rupiah dan mata uang Asia lainnya untuk mencetak apresiasi. 

Berikut pergerakan dolar AS terhadap rupiah pada perdagangan hari ini: 

 

Seperti yang sudah disinggung, mata uang Asia mayoritas menguat di hadapan dolar AS. Penguatan paling tajam dialami oleh won Korea Selatan. Disusul oleh dolar Taiwan dan peso Filipina. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:12 WIB: 



Jelang penutupan pasar spot valas Indonesia, dolar AS memang mengalami tekanan. Pada pukul 16:15 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) melemah 0,02%.

Rupiah beruntung karena setelah pasar spot valas Indonesia tutup pada pukul 16:00 WIB, dolar AS kembali menguat. Ternyata koreksi yang terjadi sebelumnya hanya temporer, koreksi karena ambil untung sesaat. Pada pukul 16:25 WIB, Dollar Index kembali menguat 0,04%.

Memang pada dasarnya sentimen positif masih memayungi dolar AS sehingga khittah mata uang ini adalah menguat. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS masih naik sehingga menjadi sentimen bullish bagi greenback

Berikut perkembangan yield obligasi pemerintah AS di mana terjadi kenaikan di semua tenor: 

 

Yield di pasar sekunder akan menjadi rujukan penentuan kupon di lelang berikutnya. Ada beberapa lelang obligasi pemerintah AS, paling dekat adalah tengah malam ini waktu Indonesia yaitu untuk tenor 4 dan 8 pekan. Target indikatif dalam lelang ini adalah US$ 65 miliar.

Kemudian pada 18 Oktober ada lelang obligasi jangka panjang tenor 30 tahun dengan target US$ 5 miliar. Setelah itu pada 22 Oktober dilelang obligasi tenor 13 dan 26 pekan, lalu 24 Oktober ada lelang tenor 2 tahun, dan 24 Oktober lelang untuk tenor 2 dan 5 tahun. Terakhir, pada 25 Oktober adalah pelaksanaan lelang obligasi tenor 7 tahun. 

Investor mengangkat yield setinggi mungkin agar mendapatkan kupon yang atraktif dan harga murah dalam lelang-lelang ini. Dengan iming-iming potensi peningkatan kupon, lelang obligasi berpotensi semarak.  

Agar bisa berpartisipasi dalam lelang, investor tentu membutuhkan dolar AS agar bisa membeli obligasi. Ini membuat permintaan greenback bertambah sehingga nilainya semakin mahal alias menguat. 

Namun dolar AS yang kembali perkasa terjadi saat pasar spot valas Indonesia sudah tutup. Rupiah boleh menghembuskan nafas lega karena tidak lagi merasakan keganasan greenback.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular