
Bos Bank Sentral Jepang-China Minta Perang Dagang Dihentikan!
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
14 October 2018 17:55

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Gubernur-gubernur bank sentral di dunia menyerukan penghentian ketegangan perdagangan yang saat ini membayangi dunia dan berpotensi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi global.
Dalam seminar International Banking Seminar G30 dan Bank Indonesia (BI) di Nusa Dua, Bali, Ahad (14/10/2018), bos bank sentral China (People's Bank of China/ PBOC), Bank of Japan (BOJ), Banque de France, dan Bank of Brazil kompak mengatakan konflik dagang akan merugikan semua pihak.
Seminar itu diselenggarakan di sela-sela Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia atau IMF-WB Annual Meetings 2018 di Nusa Dua, 8-14 Oktober.
Gubernur BI Perry Warjiyo juga hadir untuk membuka dan juga menyampaikan pandangannya dalam satu sesi terkait inklusi keuangan.
"Kita harus mencurahkan lebih banyak perhatian pada upaya-upaya proteksionisme karena ekonomi global semakin bergantung pada rantai pasokan internasional," kata Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda dalam pidatonya.
"Proteksionisme tidak akan menguntungkan perekonomian negara manapun. Penting untuk terus melanjutkan dialog internasional," ujarnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggembar-gemborkan slogan proteksionisme "Make America Great Again". Sebagai salah satu penerapannya, sang presiden memaksa negara mitra dagang mengurangi defisit perdagangan dengan AS secara signifikan.
AS dan China telah berada dalam pusaran utama perseteruan dagang setelah kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu saling lempar kebijakan bea impor terhadap berbagai produk senilai miliaran dolar AS.
Negeri Paman Sam juga berkali-kali mendorong Jepang untuk menyepakati perjanjian dagang bilateral atau tarif impor otomotif akan dijatuhkan.
Gubernur PBOC Yi Gang mengatakan China terus berusaha mencari solusi bagi ketegangan perdagangan tersebut.
"Saya kira kami telah menunjukkan bersedia untuk mencari jalan keluar yang konstruktif yang lebih baik dibandingkan perang dagang di mana menciptakan kekalahan bagi semua pihak," katanya.
"Saya kira mereka perlu menyadari dampak buruk yang signifikan dari ketegangan perdagangan sehingga seluruh dunia bekerja bersama untuk mencari solusi yang membangun," lanjut Yi Gang.
Bos bank sentral lainnya juga mengungkapkan kekhawatiran mereka akan sentimen negatif yang dihasilkan dari konflik dagang global.
Gubernur Bank Sentral Prancis, Francois Villeroy de Galhau, menyampaikan perang dagang dapat memberikan dampak langsung, yaitu menurunkan keyakinan dunia usaha, merusak rantai pasokan global, dan menaikkan premi risiko.
Dampak tidak langsungnya di antaranya adalah meningkatnya ketidakpastian dan mendorong langkah protektif dari negara-negara lainnya.
Hal senada juga diungkapkan Gubernur Bank of Brazil Ilan Goldfajn.
"Tidak ada satu orang pun yang akan diuntungkan oleh ketegangan ini. Dampat tidak langsungnya akan menimbulkan ketidakpastian," ujarnya.
IMF dalam laporan World Economic Outlook terbarunya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,7% tahun ini dan tahun depan dari 3,9% yang diperkirakan sebelumnya. Penurunan proyeksi diakibatkan oleh risiko dari memanasnya perang dagang global.
(miq/miq) Next Article Perang Rusia-Ukraina Minggir, Perang Dagang AS-China Deadline
Dalam seminar International Banking Seminar G30 dan Bank Indonesia (BI) di Nusa Dua, Bali, Ahad (14/10/2018), bos bank sentral China (People's Bank of China/ PBOC), Bank of Japan (BOJ), Banque de France, dan Bank of Brazil kompak mengatakan konflik dagang akan merugikan semua pihak.
Seminar itu diselenggarakan di sela-sela Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia atau IMF-WB Annual Meetings 2018 di Nusa Dua, 8-14 Oktober.
"Kita harus mencurahkan lebih banyak perhatian pada upaya-upaya proteksionisme karena ekonomi global semakin bergantung pada rantai pasokan internasional," kata Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda dalam pidatonya.
"Proteksionisme tidak akan menguntungkan perekonomian negara manapun. Penting untuk terus melanjutkan dialog internasional," ujarnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggembar-gemborkan slogan proteksionisme "Make America Great Again". Sebagai salah satu penerapannya, sang presiden memaksa negara mitra dagang mengurangi defisit perdagangan dengan AS secara signifikan.
AS dan China telah berada dalam pusaran utama perseteruan dagang setelah kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu saling lempar kebijakan bea impor terhadap berbagai produk senilai miliaran dolar AS.
Negeri Paman Sam juga berkali-kali mendorong Jepang untuk menyepakati perjanjian dagang bilateral atau tarif impor otomotif akan dijatuhkan.
Gubernur PBOC Yi Gang mengatakan China terus berusaha mencari solusi bagi ketegangan perdagangan tersebut.
"Saya kira kami telah menunjukkan bersedia untuk mencari jalan keluar yang konstruktif yang lebih baik dibandingkan perang dagang di mana menciptakan kekalahan bagi semua pihak," katanya.
"Saya kira mereka perlu menyadari dampak buruk yang signifikan dari ketegangan perdagangan sehingga seluruh dunia bekerja bersama untuk mencari solusi yang membangun," lanjut Yi Gang.
Bos bank sentral lainnya juga mengungkapkan kekhawatiran mereka akan sentimen negatif yang dihasilkan dari konflik dagang global.
Gubernur Bank Sentral Prancis, Francois Villeroy de Galhau, menyampaikan perang dagang dapat memberikan dampak langsung, yaitu menurunkan keyakinan dunia usaha, merusak rantai pasokan global, dan menaikkan premi risiko.
Dampak tidak langsungnya di antaranya adalah meningkatnya ketidakpastian dan mendorong langkah protektif dari negara-negara lainnya.
Hal senada juga diungkapkan Gubernur Bank of Brazil Ilan Goldfajn.
"Tidak ada satu orang pun yang akan diuntungkan oleh ketegangan ini. Dampat tidak langsungnya akan menimbulkan ketidakpastian," ujarnya.
IMF dalam laporan World Economic Outlook terbarunya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,7% tahun ini dan tahun depan dari 3,9% yang diperkirakan sebelumnya. Penurunan proyeksi diakibatkan oleh risiko dari memanasnya perang dagang global.
![]() |
(miq/miq) Next Article Perang Rusia-Ukraina Minggir, Perang Dagang AS-China Deadline
Most Popular