Drama Kisruh Kenaikan Premium Curi Panggung IMF-World Bank

Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
10 October 2018 18:19
Harga BBM Premium sempat diumumkan naik, tetapi kemudian dinyatakan kenaikan itu ditunda.
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak pagi tadi, Rabu (10/10/2018), beredar kabar bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo akan mengumumkan kenaikan harga BBM non subsidi APBN (tapi ditanggung Pertamina) yang kita kenal dengan nama premium.

Kabar tersebut memang cukup mengagetkan, dan mungkin banyak tak percaya karena ini tahun politik.

Pertanyaannya memang: Beranikah Jokowi memilih kebijakan tidak populis di tahun politik ini, di mana pada 2019 dia akan bertarung untuk mempertahankan kursi presiden?

Namun, keraguan-keraguan itu dipatahkan dan membuat hampir semua orang kaget setelah sore tadi sekitar pukul 16.30 WIB Menteri ESDM Ignasius Jonan mengumumkan kenaikan harga premium dari Rp 6.550/liter menjadi Rp 7.000/liter untuk Jawa, Madura dan Bali serta Rp 6.900/liter untuk wilayah lainnya.




"Sesuai arahan presiden, premium hari ini jam 18.00 WIB paling cepat, tergantung persiapan Pertamina ke 2.500 SPBU disesuaikan harganya," kata Jonan di Hotel Sofitel, Bali, Rabu (10/10/2018).

Kabar itu langsung cepat menyebar, apalagi di zaman derasnya informasi seperti saat ini. Pengumuman juga dilakukan mepet, tidak sampai dua jam menjelang kenaikan harga ditetapkan.

Beberapa narasumber yang dihubungi CNBC Indonesia sudah memberikan pendapat mereka masing-masing soal kenaikan harga premium ini. Artinya, pasar sudah merespons.

Tetapi kemudian, semua orang kembali dikagetkan ketika muncul pesan singkat dari Kementerian ESDM yang menyatakan kenaikan harga premium ditunda!

"Sesuai arahan Bapak Presiden rencana kenaikan harga premium di Jamali menjadi Rp 7.000 dan di luar Jamali menjadi Rp 6.900, secepatnya pkl 18.00 hari ini, agar ditunda dan dibahas ulang sambil menunggu kesiapan PT Pertamina," begitu pesan singkat yang beredar di kalangan jurnalis.


Kabar antiklimaks ini pun kembali menyebar dengan cepat, informasi diberitakan hingga ke masyarakat.

Sampai saat ini, belum lagi ada penjelasan dari pemerintah soal penetapan kenaikan harga premium yang terasa tiba-tiba dan kemudian penundaan yang tiba-tiba juga.

Lebih tiba-tiba lagi, kisruh harga premium ini diumumkan di Bali, di tengah gelaran internasional IMF-World Bank Annual Meetings 2018.

Drama kenaikan harga premium ini otomatis berhasil mencuri panggung IMF-World Bank 2018, dan entah bagaimana dampaknya setelah ini khususnya terkait dengan pemberitaan. Kini, mungkin isu IMF-World Bank menjadi tidak semenarik tentang drama kenaikan harga premium ini.

Kabar terbaru, pemerintah akan kembali menggelar konferensi pers pada 18.30 WIB hari ini untuk menjelaskan soal harga premium ini.
(ray/dru) Next Article Premium Naik Rp 450/Liter, Bagaimana Solar?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular