Inilah Strategi Indonesia Genjot Infrastruktur

Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 October 2018 17:55
Pembangunan ini masih terkendala dengan ketersediaan pendanaan di dalam negeri.
Foto: Ratusan delegasi menghadiri pembukaan Indonesia Investment Forum 2018 di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10). (ICom/M Agung Rajasa)
Benoa, Bali, CNBC Indonesia - Pemerintah menyebutkan potensi pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini masih sangat besar di berbagai sektor. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan potensi tersebut mencapai US$ 42 miliar atau setara dengan Rp 639,6 triliun yang terdiri dari total 68 proyek infrastruktur. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan pemerintah berfokus untuk melakukan pembangunan infrastruktur saat ini. Namun sayangnya pembangunan ini masih terkendala dengan ketersediaan pendanaan di dalam negeri. 

"Penting untuk memiliki gabungan sumber pendanaan yang tepat karena BUMN kami memiliki kapasitas terbatas untuk berhutang selama tahap pembangunan," kata Rini di Indonesia Investment Forum di Benoa, Bali, Selasa (9/10/2018). 

Selama ini, perbankan menjadi salah satu sumber pendanaan pembangunan infrastruktur. Misal, dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di tahun ini saja menganggarkan penyaluran kredit infrastruktur nilainya mencapai Rp 255,3 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 23% year on year.

Sementara, outstanding penyaluran hingga Juni lalu mencapai Rp 165,8 triliun sehingga hingga akhir tahun masih sangat besar potensi penyaluran yang masih bisa dimanfaatkan.
 Sektor-sektor yang potensial untuk dikembangkan pembangunannya saat ini seperti energi, pertambangan, transportasi dan airport, maufacturing, tourism dan pertahanan. 

Untuk itu, pemerintah mengundang masuknya investor dari asing untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur Indonesia dengan jalan berinvestasi. 

Dalam minggu ini, Kementerian BUMN akan menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan sejumlah investor untuk pembiayaan 20 proyek infrastruktur dari 12 perusahaan BUMN. Diperkirakan nilai dari investasi tersebut akan mencapai Rp 200 triliun dan akan disarrange langsung oleh Bank Mandiri sebagai bank pelat merah.
(dob) Next Article Pertumbuhan Laba Mandiri Tertinggi di Antara Bank Besar ASEAN

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular