Sutopo BNPB, Melawan Kanker di Tengah Gempa Palu, dan Raisa

Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
02 October 2018 18:30
Sutopo Purwo Nugroho, narasumber terbaik yang dimiliki Negeri ini.
Foto: Sutopo Purwo Nugroho (detik.com/Ari Saputra)
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa hari belakangan, sebagian masyarakat yang ingin update berita bencana pasti sering melihat sosok Sutopo Purwo Nugroho di televisi maupun di media lainnya.

Suaranya lantang, intonasinya jelas, dan penguasaan materi yang sempurna membuat jurnalis merasa terhipnotis saat konferensi pers yang ditayangkan televisi secara langsung setiap hari itu.

Saat konferensi pers alias konpers, dia memaparkan sejelas-jelasnya kondisi terkini di Palu-Donggala pascagempa yang disusul tsunami pada Jumat (28/9/2018). Sutopo sendiri mengibaratkan konpers itu sebagai ajang kuliah umum di depan mahasiswa dari berbagai media. Saat Indonesia terkena musibah bencana, dia juga selalu tampil seperti itu.

Foto: Sutopo saat konpersi di hadapan ratusan jurnalis (Akun Twitter Sutopo Purwo Nugroho)


Sebagai orang yang menjabat Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), memang sudah menjadi tugas dia menyampaikan berbagai perkembangan soal bencana di Palu. 

Kalau tidak ada dia, yang setiap hari menggelar konpers terkait kondisi di Palu, mungkin saja kabar hoax sudah liar tersebar ke mana-mana dan membuat warga Palu, dan juga di seluruh Indonesia, menjadi resah.

Bagi media sendiri, apa yang sudah disampaikan Sutopo sangat membantu. Dengan setiap hari menggelar konpers, itu sudah cukup. Informasi sudah banyak dia berikan terkait dengan bencana gempa dan tsunami ini. Terlebih, dia selalu jujur memberikan informasi saat konpers termasuk ketika dirinya mengungkap bahwa sejak 2012 alat pendeteksi tsunami milik RI yakni buoy ternyata sudah tak berfungsi.

Namun, Sutopo merasa apa yang dilakukan belum lah cukup. Masih kurang, kata dia. Sampai pada sekitar dua hari lalu, dia mengirim whatsapp ke rekan-rekan jurnalis menyampaikan permohonan maaf.

Pesan itu berjudul: Mohon Maaf, Belum Bisa Melayani Media Dengan Prima

Membaca judulnya saja, mungkin sudah membuat tersentak. Apa maksud Pak Sutopo?

Isi pesan itu antara lain:

Mohon maaf saya tidak dapat menjawab pertanyaan lisan dan tulisan satu per satu. Mohon maaf tidak bisa wawancara ke studio.

Kondisi saya masih sakit. Masih pemulihan dari kanker paru-paru. Fisik rasanya makin lemah. Nyeri punggung dan dada kiri menyakitkan. Rasa mual, ingin muntah, sesak napas, dan lainnya saya rasakan. Bahkan tulang belakang saya sudah bengkok karena tulang terdorong massa kanker, makanya jalan saya miring.

Banyak jurnalis merasa terharu atas dedikasi Pak Sutopo. Setiap hari dia sudah berdiri sekurang-kurangnya 1 jam di hadapan ratusan jurnalis baik itu asing dan nasional, dengan kondisi kesehatannya yang tidak fit.

Pagi tadi, dia kembali menulis di akun twitter yang isinya:

"Meski kanker paru stadium 4B, saya tetap berusaha melayani media dan masyarakat dengan baik. Untuk rekan penyintas kanker. Jangan patah semangat. Tetap sabar, kerja dan berdoa. Hidup itu bukang panjang-pendeknya usia. Tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain."

Uniknya, diakhir cuitannya itu dia me-mention artis Raisa di @raisa6690. Mungkin saja dia mengidolakan istri dari Hamish Daud itu.

Akhir kata, Pak Sutopo merupakan idola para jurnalis dan (mungkin) masyarakat. Ia adalah salah satu narasumber terbaik yang dimiliki Negeri ini.

Sutopo PN, Semangat Lawan Kanker di Tengah Gempa Palu & RaisaFoto: Sutopo Purwo Nugroho (detik.com/Ari Saputra)




(ray/ray) Next Article Peringatan Dini Tsunami di Sulteng Berakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular