
Pertama Sejak 2009, Manufaktur Turki Anjlok ke Level Terendah
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
01 October 2018 20:02

Istanbul, CNBC Indonesia - Istanbul Chamber of Industry and IHS Markit merilis Indeks Purchasing Managers (PMI) Manufaktur September 2018. Laporan itu menunjukkan aktivitas manufaktur Negeri Kebab anjlok ke level terendah dalam sembilan tahun terakhir.
PMI Manufaktur anjlok menjadi 42,7 per September 2018 dari 46,4 pada bulan sebelumnya. Nilai itu berada di bawah patokan 50. Level itu adalah yang terendah sejak Maret 2009 ketika indeks anjlok ke 37,0.
IHS Markit menyampaikan penurunan itu didorong oleh melambatnya produksi dan lesunya pesanan baru. Hal itu menyebabkan tenaga kerja dan aktivitas pembelian berkurang.
Pelemahan lira menunjukkan kondisi bisnis yang sulit dan hal itu berkontribusi terhadap peningkatan tekanan inflasi, dengan kenaikan ongkos input dan output.
"Ada sedikit jeda untuk manufaktur Turki di bulan September karena kondisi bisnis masih menantang," kata Andrew Harker, Associate Director di IHS Markit.
Penurunan PMI Manufaktur tak pelak menghadirkan gambaran perekonomian Turki yang suram. Hal itu ditandai dengan anjloknya nilai tukar lira sekitar 37% terhadap dolar sepanjang tahun ini.
Pemicunya adalah kekhawatiran akan cengkraman Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada kebijakan moneter, serta kisruh diplomatik dengan Amerika Serikat (AS).
Pelemahan lira didorong oleh inflasi yang menyentuh level tertinggi selama nyaris 15 tahun. Perusahaan energi milik negara, Botas, pada Senin menaikkan harga gas alam secara drastis tajam selama tiga bulan berturut-turut.
Hampir sepertiga dari total produksi listrik Turki 293 miliar megawatt berasal dari pembangkit listrik tenaga gas alam (2017). Sebelumnya, Botas menaikkan harga gas alam 9% untuk penggunaan rumahan dan 14% untuk industri (Agustus-September)
Inflasi harga konsumen Turki melonjak ke angka 17,9% pada Agustus, level tertinggi selama nyaris 15 tahun. Data inflasi Istanbul akan diumumkan pada Senin menjelang rilis data nasional tiga hari berselang.
(miq/miq) Next Article Partainya Telan Kekalahan, Erdogan Pilih Fokus ke Ekonomi
PMI Manufaktur anjlok menjadi 42,7 per September 2018 dari 46,4 pada bulan sebelumnya. Nilai itu berada di bawah patokan 50. Level itu adalah yang terendah sejak Maret 2009 ketika indeks anjlok ke 37,0.
IHS Markit menyampaikan penurunan itu didorong oleh melambatnya produksi dan lesunya pesanan baru. Hal itu menyebabkan tenaga kerja dan aktivitas pembelian berkurang.
"Ada sedikit jeda untuk manufaktur Turki di bulan September karena kondisi bisnis masih menantang," kata Andrew Harker, Associate Director di IHS Markit.
Pemicunya adalah kekhawatiran akan cengkraman Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada kebijakan moneter, serta kisruh diplomatik dengan Amerika Serikat (AS).
Pelemahan lira didorong oleh inflasi yang menyentuh level tertinggi selama nyaris 15 tahun. Perusahaan energi milik negara, Botas, pada Senin menaikkan harga gas alam secara drastis tajam selama tiga bulan berturut-turut.
Botas menaikkan harga gas alam 9% untuk pengguna rumahan dan 18,5% untuk pengguna industri. Harga listrik juga bisa naik.
Hampir sepertiga dari total produksi listrik Turki 293 miliar megawatt berasal dari pembangkit listrik tenaga gas alam (2017). Sebelumnya, Botas menaikkan harga gas alam 9% untuk penggunaan rumahan dan 14% untuk industri (Agustus-September)
Inflasi harga konsumen Turki melonjak ke angka 17,9% pada Agustus, level tertinggi selama nyaris 15 tahun. Data inflasi Istanbul akan diumumkan pada Senin menjelang rilis data nasional tiga hari berselang.
(miq/miq) Next Article Partainya Telan Kekalahan, Erdogan Pilih Fokus ke Ekonomi
Most Popular