
Menko Darmin Kritik BPS Soal Data Pangan Ketinggalan Zaman
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 September 2018 14:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor beras menjadi polemik yang memanas beberapa waktu lalu.
Pemerintah menilai Indonesia harus mengimpor beras, diwujudkan dalam terbitnya izin impor sebanyak 2 juta ton beras pada tahun ini yang dirilis oleh Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso menilai impor beras sebetulnya tidak diperlukan.
Menko Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan memang diperlukan data sahih untuk menjadi pegangan sektor perberasan nasional. Namun sayangnya Indonesia belum memiliki data tersebut.
Darmin mengatakan data beras terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah pada 2015.
"Aku tadi lihat-lihat statistik Indonesia 2018, lihat cabai, bawang [data] terakhir 2017. Jagung, singkong, beras kok [data] 2015. Jadi, kelihatannya memang BPS tidak melanjutkan mempublikasi data pangan, bahan makanan setelah 2015," kata dia, Rabu (26/9/2018).
Dia menuturkan dalam waktu dekat diharapkan BPS dapat memperbaharui data tersebut untuk kemudian diterbitkan.
"Harus ada yang menerbitkan data, yang tidak terlibat langsung dengan persoalan itu. Data itu selalu ada di kementerian, tapi mestinya ke depan ada mekanisme," kata Darmin.
(ray/dru) Next Article Lagi Musim Panen RI Mau Impor Beras 1 Juta Ton, Kenapa?
Pemerintah menilai Indonesia harus mengimpor beras, diwujudkan dalam terbitnya izin impor sebanyak 2 juta ton beras pada tahun ini yang dirilis oleh Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso menilai impor beras sebetulnya tidak diperlukan.
Menko Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan memang diperlukan data sahih untuk menjadi pegangan sektor perberasan nasional. Namun sayangnya Indonesia belum memiliki data tersebut.
Darmin mengatakan data beras terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah pada 2015.
![]() |
"Aku tadi lihat-lihat statistik Indonesia 2018, lihat cabai, bawang [data] terakhir 2017. Jagung, singkong, beras kok [data] 2015. Jadi, kelihatannya memang BPS tidak melanjutkan mempublikasi data pangan, bahan makanan setelah 2015," kata dia, Rabu (26/9/2018).
Dia menuturkan dalam waktu dekat diharapkan BPS dapat memperbaharui data tersebut untuk kemudian diterbitkan.
"Harus ada yang menerbitkan data, yang tidak terlibat langsung dengan persoalan itu. Data itu selalu ada di kementerian, tapi mestinya ke depan ada mekanisme," kata Darmin.
(ray/dru) Next Article Lagi Musim Panen RI Mau Impor Beras 1 Juta Ton, Kenapa?
Most Popular