
Internasional
Perang Dagang, Peritel Fesyen Ini Pertimbangkan Kerek Harga
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
21 September 2018 19:08

San Francisco, CNBC Indonesia - Perusahaan ritel pakaian dan aksesoris GAP Inc. sebenarnya tidak ingin menaikkan harga pakaian hangatnya. Namun, perang dagang tidak memberi pilihan lain untuk perusahaan asal Amerika Serikat (AS).
Sementara sebagian besar produk perusahaan itu berasal dari Vietnam, hanya sekitar 22% produknya masih dikirim dari China meski operasinya di sana sudah dikurangi. GAP mematuhi kebijakan dagang AS setelah serangkaian tarif impor terbaru dijatuhkan ke produk-produk China.
"Kami memantaunya dengan sangat, sangat hati-hati, seperti yang bisa Anda bayangkan," kata Art Peck, CEO GAP, dalam sebuah wawancara yang dilansir dari Business of Fashion. Ia menyebut tarif impor belum memberi dampak ke harga produk perusahaan.
Meskipun begitu, "dalam beberapa kasus, kami tidak akan punya pilihan selain meloloskan dampak tarif-tarif impor ini ke konsumen kami," katanya.
Sementara perusahaan itu berencana untuk pindah dari China dan melebarkan sayap ke negara lain, terdapat produk-produk tertentu seperti pakaian hangat yang sangat untung di China, kata Peck.
"Yang pasti, menurut kami, ini akan menjadi sebuah pajak ke konsumen," katanya. "Sayang sekali karena ini akan berdampak ke konsumen, khususnya menjelang musim liburan."
Perang dagang memberi tantangan baru untuk GAP. Pasalnya, perusahaan itu berjuang menghadapi penurunan trafik mall, kesalahan operasional dan pertumbuhan mengecewakan. Merek Gap, khususnya, mengalami penurunan dan perusahaan kini semakin bersandar pada merek Athleta dan Old Navy untuk pertumbuhannya.
Kesuksesan Athleta
Kesuksesan perusahaan dengan merek Athleta menginspirasi merek pria baru bernama Hill City yang menggabungkan pakaian olahraga dengan busana sehari-hari. Lini pakaian, yang termasuk celana longgar ringan untuk gym atau lari akan dipasarkan secara online mulai pertengahan Oktober.
"Kami memeliharanya di dalam Athleta," kata Peck tentang Hill City.
Selama lima tahun ke depan, GAP berencana untuk meningkatkan akuisisinya menggunakan Athleta sebagai model, kata Peck. Untuk diketahui, perusahaan mengakuisisi Athleta di tahun 2008 "ketika [merek] itu masih kecil, memperoleh miliaran dolar dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti saat ini," kata Peck.
GAP akan mengincar perusahaan lain dengan profil serupa yang tidak memiliki banyak toko dan bisa meraup keuntungan dari platform GAP, kata Peck. Peck berkata perusahaan juga akan berupaya mendorong e-commerce, dengan penjualan online yang bisa menyumbang 60% dari total penjualan di tahun 2023.
Peck mengatakan perusahaan mungkin memiliki beberapa toko fisik saat itu, tetapi ukurannya akan lebih kecil dan akan dipercanggih dengan teknologi.
(roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Sementara sebagian besar produk perusahaan itu berasal dari Vietnam, hanya sekitar 22% produknya masih dikirim dari China meski operasinya di sana sudah dikurangi. GAP mematuhi kebijakan dagang AS setelah serangkaian tarif impor terbaru dijatuhkan ke produk-produk China.
"Kami memantaunya dengan sangat, sangat hati-hati, seperti yang bisa Anda bayangkan," kata Art Peck, CEO GAP, dalam sebuah wawancara yang dilansir dari Business of Fashion. Ia menyebut tarif impor belum memberi dampak ke harga produk perusahaan.
"Yang pasti, menurut kami, ini akan menjadi sebuah pajak ke konsumen," katanya. "Sayang sekali karena ini akan berdampak ke konsumen, khususnya menjelang musim liburan."
Perang dagang memberi tantangan baru untuk GAP. Pasalnya, perusahaan itu berjuang menghadapi penurunan trafik mall, kesalahan operasional dan pertumbuhan mengecewakan. Merek Gap, khususnya, mengalami penurunan dan perusahaan kini semakin bersandar pada merek Athleta dan Old Navy untuk pertumbuhannya.
Kesuksesan Athleta
Kesuksesan perusahaan dengan merek Athleta menginspirasi merek pria baru bernama Hill City yang menggabungkan pakaian olahraga dengan busana sehari-hari. Lini pakaian, yang termasuk celana longgar ringan untuk gym atau lari akan dipasarkan secara online mulai pertengahan Oktober.
"Kami memeliharanya di dalam Athleta," kata Peck tentang Hill City.
Selama lima tahun ke depan, GAP berencana untuk meningkatkan akuisisinya menggunakan Athleta sebagai model, kata Peck. Untuk diketahui, perusahaan mengakuisisi Athleta di tahun 2008 "ketika [merek] itu masih kecil, memperoleh miliaran dolar dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti saat ini," kata Peck.
GAP akan mengincar perusahaan lain dengan profil serupa yang tidak memiliki banyak toko dan bisa meraup keuntungan dari platform GAP, kata Peck. Peck berkata perusahaan juga akan berupaya mendorong e-commerce, dengan penjualan online yang bisa menyumbang 60% dari total penjualan di tahun 2023.
Peck mengatakan perusahaan mungkin memiliki beberapa toko fisik saat itu, tetapi ukurannya akan lebih kecil dan akan dipercanggih dengan teknologi.
(roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Most Popular