
Efek Turis, Maskapai China ini Bakal Tambah 2.000 Pesawat
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
17 September 2018 19:50

Guangzhou, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan China Southern Airlines berencana melipatgandakan jumlah armada perseroan menjadi 2.000 pesawat pada 2035. Hal itu sejalan dengan pertumbuhan pariwisata Negeri Tirai Bambu.
Demikian disampaikan Kepala Eksekutif China Southern Airlines Tan Wangeng dalam sebuah konferensi di Guangzhou, China, Senin (17/9/2018).
Menurut dia, pada 2020, akan ada 200 juta turis yang berasal dari China.
"Ini adalah peluang besar untuk perkembangan kami. Kami berencana untuk membuat 1.000 pesawat di 2020 dan di 2035 kami akan menambahkan 2.000," kata Tan Wangeng.
Bulan lalu, perusahaan mengatakan telah memiliki armada berkapasitas 786 penumpang. Menyusul sebelumnya pesawat kargo per Juni 2018.
Lebih lanjut, Tan mengatakan, China Southern Airlines sedang mencari jalan untuk bekerja sama dengan maskapai berbiaya rendah, terutama di China dan Asia Tenggara.
"Semua maskapai besar membutuhkan mitra dan kami mencari kemungkinan untuk membangun lebih banyak usaha bersama (joint ventures)," ujar Tan Wangeng.
Kompetitor utama China Southern Airlines, Air China dan China Eastern Airlines, juga sangat agresif dalam memperbanyak armada dan memperbarui rute yang dimotori permintaan penerbangan dalam negeri.
Namun, penumpang pada sejumlah rute anjlok karena persaingan yang ketat.
Beberapa waktu lalu, perusahaan pembuat pesawat asal AS, Boeing, telah memprediksi maskapai asal China akan membeli 7.690 pesawat. Pembelian senilai US$1,2 triliun (Rp 17.865 triliun) akan dieksekusi dalam dua dekade ke depan.
(miq/miq) Next Article Walah, Boeing Catat Kerugian Rp 1,8 T di Kuartal III-2021
Demikian disampaikan Kepala Eksekutif China Southern Airlines Tan Wangeng dalam sebuah konferensi di Guangzhou, China, Senin (17/9/2018).
Menurut dia, pada 2020, akan ada 200 juta turis yang berasal dari China.
Bulan lalu, perusahaan mengatakan telah memiliki armada berkapasitas 786 penumpang. Menyusul sebelumnya pesawat kargo per Juni 2018.
"Semua maskapai besar membutuhkan mitra dan kami mencari kemungkinan untuk membangun lebih banyak usaha bersama (joint ventures)," ujar Tan Wangeng.
Kompetitor utama China Southern Airlines, Air China dan China Eastern Airlines, juga sangat agresif dalam memperbanyak armada dan memperbarui rute yang dimotori permintaan penerbangan dalam negeri.
Namun, penumpang pada sejumlah rute anjlok karena persaingan yang ketat.
Beberapa waktu lalu, perusahaan pembuat pesawat asal AS, Boeing, telah memprediksi maskapai asal China akan membeli 7.690 pesawat. Pembelian senilai US$1,2 triliun (Rp 17.865 triliun) akan dieksekusi dalam dua dekade ke depan.
(miq/miq) Next Article Walah, Boeing Catat Kerugian Rp 1,8 T di Kuartal III-2021
Most Popular