Walah, Boeing Catat Kerugian Rp 1,8 T di Kuartal III-2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen pesawat Boeing melaporkan kerugian di kuartal ketiga (Q3). Boeing mencatat kerugian bersih sebesar US$ 132 juta atau Rp 1,8 triliun (asumsi Rp 14.200/US$), Rabu (27/10/2021).
Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu sebelumnya membukukan laba pada kuartal kedua setelah enam kerugian berturut-turut. Namun Q3, yang berakhir 30 September, juga berakhir di zona merah. Harga saham juga turun 1,5% di US$ 206,63.
Kerugian ini dipicu oleh masalah jet 787 dan penundaan peluncuran uji coba kapsul CST-100 Starliner oleh NASA.
Namun Kepala Eksekutif David Calhoun mengatakan dia tetap "optimis," dan akan memasuki 2022 "dengan lintasan yang layak", saat pemulihan industri penerbangan semakin cepat,.
Dilansir dari AFP, pendapatan naik 8% menjadi US$ 15,3 miliar (Rp 217 triliun) pada kuartal terakhir, mencerminkan manfaat dari pengiriman kembali pesawat 737 MAX.
Boeing mengumumkan US$ 1 miliar dalam biaya baru yang terhubung dengan pesawat 787 Dreamliner, dengan dana US$ 183 juta muncul pada kuartal ketiga.
Boeing sebelumnya menghentikan pengiriman jet 787 pada Mei menyusul serangkaian masalah dengan pesawat tersebut.
Awal Oktober, Boeing mengatakan akan mengerjakan ulang 787 yang tidak terkirim setelah diberitahu oleh pemasok bahwa beberapa suku cadang tidak diproduksi dengan benar. Saat ini mereka hanya memproduksi dua pesawat 787 per bulan.
Boeing juga berencana untuk meningkatkan produksi jet MAX 737 menjadi 31 per bulan pada awal 2022 dari 23 saat ini. Sebelumnya pesawat jenis ini dilarang terbang selama 20 bulan setelah dua kecelakaan fatal oleh Administrasi Penerbangan Federal (FAA).
Sementara dana sebesar US$ 185 juta terkait dengan penerbangan uji kapsul Starliner juga mencapai hasil.
CST-100 telah dijadwalkan untuk terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dari Cape Canaveral, Florida, pada 3 Agustus. Namun penerbangan itu dibatalkan hanya beberapa jam sebelum peluncuran karena masalah dengan katup sistem propulsi.
Pejabat Boeing mengatakan masih menguji dan berharap untuk melakukan penerbangan uji coba pada paruh pertama tahun 2022.
NASA memberi Boeing dan SpaceX kontrak multi-miliar dolar masing-masing untuk menyediakan transportasi untuk astronotnya, mengakhiri ketergantungan AS pada roket Rusia. Boeing perlu menyelesaikan misi yang sukses tanpa awak sebelum dapat membawa astronot.
[Gambas:Video CNBC]
Demi Taksi Terbang,Boeing Investasi USD 450 Juta di Wisk Aero
(dru)