Media Asing Bahas Kejatuhan IHSG dan Rupiah

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
05 September 2018 21:13
Media asing dan analis asing ikut berkomentar soal pelemahan IHSG
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
JAKARTA, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia mengalami kejatuhan paling dalam dalam kurun waktu dua tahun terakhir, pada saat pemerintah dan otoritas moneter telah mengambil sejumlah langka-langkah untuk menahan laju koreksi rupiah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyalahkan "rentetan faktor eksternal" yang menyebabkan penurunan rupiah ke posisi terendah dalam 20-tahun. Jokowi mengatakan prioritasnya adalah meningkatkan investasi dan ekspor untuk menahan defisit transaksi berjalan (CAD).

"Hanya ada dua kunci: investasi harus terus meningkat dan ekspor juga harus meningkat sehingga (kita) dapat menyelesaikan defisit akun saat ini," kata Jokowi dalam komentar yang diposting di halaman web sekretaris kabinet.

Defisit neraca transaksi berjalan Indonesia adalah 1,7% dari produk domestik bruto tahun lalu. Namun, diperkirakan akan melebar menjadi sekitar 2,5% pada tahun 2018 ketika kegiatan ekonomi meningkat, Bank Indonesia (BI) mengatakan.

Indonesia juga akan menaikkan pajak impor pada 1.147 barang. Mayoritas dari barang-barang konsumen mulai dari kosmetik hingga mobil mewah, dalam upaya untuk memotong impor, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dilansir dari reuters.

Aset-aset Indonesia dari pasar keuanagn dilepas investor dan membawa uang keluar dari pasar negara berkembang. Hal tersebut dilakukan karena mempertimbangkan kerentanan ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang meningkat karena  defisit neraca berjalan dan peningkatan impor minyak.

Ancaman bea masuk Amerika serikat (AS) meningkatkan kekhawatiran para investor yang melakukan aksi jual. Dimana Presiden AS, Donald Trump akan menerapkan sanksi terhadap produk impor China senilai US$200 miliar (Rp 3.000 triliun) yang akan berlaku pada akhir minggu ini.

Pasar saham di China, India, Filipina dan Singapura ikut terjatuh. Indonesia yang juga menjadi bagian dari Asia, sejauh ini terlindung dari kekalahan di negara berkembang yang bermunculan.

Namun, akhirnya kalah juga setelah adanya berita bahwa Afrika Selatan yang telah jatuh ke dalam resesi dan penurunan pasar lebih lanjut di Turki dan Argentina.

Indeks saham Jakarta JKSE ditutup turun 3,7% di sesi kelima dengan kerugian berturut-turut dan penurunan tertajam dalam satu hari sejak November 2016.

Rupiah diperdagangkan pada 14.940 terhadap dolar, di sekitar level terendah sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1998. Mata uang telah kehilangan sekitar 9% nilainya pada tahun ini.

Bank Indonesia "secara tegas melakukan intervensi" di pasar valuta asing dan obligasi pada Rabu pagi untuk menjaga volatilitas rupiah, kata Nanang Hendarsah, kepala manajemen moneter di Bank Indonesia (BI) kepada wartawan.

Pada hari Rabu, Bank di Singapura, OCBC mengatakan BI melakukan upaya untuk mendukung rupiah memperlambat penurunannya. Tetapi upaya itu "tidak cukup untuk mengubah arus".

Acuan obligasi 10 tahun Indonesia adalah 8,448%, naik dari penutupan hari sebelumnya dengan 8,340%.

Pemerintah juga telah mengumumkan rencana untuk menunda sekitar US$24 miliar (Rp 358 triliun) hingga US$25 miliar dalam proyek pembangkit listrik berat impor dan menegakkan aturan untuk menjaga pendapatan ekspor di negaranya sebagai upaya untuk menopang rupiah.

Untuk mengurangi tagihan impor minyak, Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan penggunaan biodiesel.

Di antara rencana perubahan lainnya, produsen minyak Indonesia harus menawarkan minyak mentah kepada perusahaan energi negara Pertamina sebelum menjualnya ke luar negeri. Ini adalah langkah yang diharapkan dapat menyelamatkan perusahaan energi negara hingga US$4 per barel untuk biaya pengiriman.
(hps/hps) Next Article Warga Mulai Datangi Layanan Penukaran Uang Receh di Monas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular