Internasional

Ekspor Melesat, Malaysia Cetak Surplus Dagang Rp 247,76 T

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
05 September 2018 19:20
Secara tahunan, ekspor Malaysia naik 7,3% menjadi 568,72 miliar ringgit sementara impor meningkat 4,8% menjadi 499,91 miliar ringgit.
Foto: Ilustrasi aktivitas bongkar muat di pelabuhan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Kuala Lumpur, CNBC Indonesia - Malaysia mencatatkan total perdagangan tumbuh 9,8%menjadi 163,95 miliar ringgit (Rp 595,4 triliun) dengan para mitra dagang utama yang diperluas pada Juli 2018, ungkap Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia.

Malaysia mencatatkan surplus perdagangan secara tahunan (year-on-year/yoy) tumbuh 1,7% senilai 8,3 miliar ringgit pada Juli, padahal bulan sebelumnya turun 41,4%.

Ekspor di bulan itu tumbuh (yoy) 9,4% menjadi rekor tertinggi sepanjang masa yakni 86,12 miliar ringgit, sementara impor melebar 10,3% ke rekor bulanan senilai 77,83 miliar ringgit.

Selama tujuh bulan hingga 31 Juli, total perdagangan tumbuh 6,1% menjadi 1,07 triliun ringgit dari periode yang sama tahun lalu.

Secara tahunan, ekspor naik 7,3% menjadi 568,72 miliar ringgit sementara impor meningkat 4,8% menjadi 499,91 miliar ringgit, dengan surplus perdagangan senilai 68,81 miliar ringgit (Rp 247,76 triliun).



Ekspor barang manufaktur, yang menyumbang 84,6% dari total ekspor negara, tumbuh 12,6% yoy menjadi 72,82 miliar ringgit di bulan Juli. Ekspor barang tambang dan pertanian masing-masing mengalami peningkatan 7,1% dan 6,4% menjadi 7,34 miliar ringgit dan 5,49 miliar ringgit.



Semua barang ekspor utama negeri yang dipimpin Mahathir Mohammad ini mengalami kenaikan di dalam total ekspor, kecuali produk minyak bumi. Ekspor minyak bumi anjlok 13% menjadi 6,17 miliar ringgit. Barang ekspor terbesar Malaysia yaitu produk listrik dan elektronik tumbuh 23,6% menjadi 34,5 miliar ringgit.

Perdagangan Malaysia dengan para mitra Free Trade Agreement (FTA) naik 7,1% menjadi 102,08 miliar ringgit, atau 62,3% dari total perdagangan negara.

"Ekspor tertinggi tercatat [dikirim] ke India, naik 16,3% menjadi 3,57 miliar ringgit. Sebagian besar terkait ekspor minyak mentah yang lebih tinggi, [ekspor produk listrik dan elektronik yang naik 17,9% menjadi 2,76 miliar ringgit] ke Korea Selatan dan [ekspor minyak mentah yang meningkat 6,3% menjadi 2,82 miliar] ke Australia," kata Kementerian, The Star Online melaporkan.

Perdagangan Malaysia dengan Asean dan China terus tumbuh, sementara ekspor dengan Amerika Serikat (AS) rebound ke nilai total perdagangan yang lebih tinggi.

Total perdagangan dengan Uni Eropa (UE) menunjukkan pengurangan marjin 0,4% akibat penurunan impor. Sementara perdagangan dengan Jepang anjlok 9,8% karena ekspor produk gas alam cair (LNG), listrik dan elektronik yang lebih rendah.

Perdagangan dengan China naik 19,4% menjadi 28,31 miliar ringgit dengan ekspor ke Negara Tirai Bambu yang melonjak 37,5% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Ini dikaitkan dengan ekspor produk listrik dan elektronik, bahan kimia, LNG, minyak dan minyak mentah yang lebih tinggi. Impor dari China naik 7,5% menjadi 15,39 miliar ringgit," kata Kementerian.

Ekspor domestik, menyumbang 78,3% dari total ekspor Malaysia, naik 1,1% menjadi 67,47 miliar menyusul penurunan di bulan sebelumnya. Ekspor berulang melonjak 55,1% yoy menjadi 18,65 miliar. Ini adalah pertumbuhan re-ekspor double digit yang telah terjadi selama tujuh bulan berturut-turut.

Nilai impor Malaysia tumbuh 10,3% menjadi 77,83 miliar, didorong oleh pertumbuhan barang modal dan konsumsi. Barang setengah jadi, yang menyumbang 51,2% ke total impor, turun 0,1% karena impor suku cadang dan aksesoris barang modal yang lebih rendah.


(roy) Next Article Kereta Cepat Ditunda, Malaysia Tak Bayar Denda ke Singapura

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular