Internasional

Mahathir Menolak, Johor Justru Izinkan WNA Miliki Properti

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 September 2018 16:38
Johor mengatakan warga negara asing (WNA) dipersilakan untuk berinvestasi dan membeli properti di megaproyek Forest City Malaysia.
Proyek Forest City (Foto: REUTERS/Fathin Ungku)
Malaysia, CNBC Indonesia - Menteri besar di negara bagian Malaysia, Johor, pada hari Selasa (4/9/2018) mengatakan warga negara asing (WNA) dipersilakan untuk berinvestasi dan membeli properti di megaproyek Forest City milik pengembang China, Forest Garden. Proyek senilai US$100 miliar (Rp 1.491 triliun) itu dibangun di pantai selatan Malaysia.

Forest City adalah proyek 30 tahun yang menyediakan lapangan kerja bagi orang Malaysia, kata Menteri Besar Johor Osman Sapian kepada wartawan. Pernyataannya itu berlawanan dengan komentar Perdana Menteri Mahathir Mohamad pekan lalu, yang melarang orang asing membeli rumah di proyek tersebut.



"Pemerintah Johor percaya bahwa Malaysia memiliki undang-undang yang komprehensif yang melindungi hak-hak investor dan perusahaan asing, termasuk dalam membeli properti," kata Osman dalam pengarahan, melansir Straits Times.

"Pemerintah Johor percaya bahwa pemerintah federal mampu bersikap adil dalam melindungi perusahaan asing yang menjalankan operasi di Malaysia," tambahnya.

Komentar itu tampaknya tidak akan mengurangi kebingungan seputar nasib proyek raksasa itu, yang telah menghadapi banyak ketidakpastian setelah Mahathir menyampaikan komentarnya pekan lalu.

Dari total unit Forest City yang terjual sejauh ini, sekitar dua pertiga pembelinya adalah orang China. Seperlima pembelinya berasal dari Malaysia dan sisanya dari 22 negara lain, termasuk Indonesia, Vietnam, dan Korea Selatan.

"Country Garden Pacificview selalu memberikan manfaat ekonomi dari proyek tersebut kepada agen lokal," kata Osman, mengacu pada usaha patungan antara pengembang China dan negara bagian Johor.

Proyek ini akan menciptakan lebih dari 9.000 pekerjaan di sektor konstruksi, tambahnya.

Mahathir telah memanfaatkan keresahan populer tentang investasi China yang mengalir ke Malaysia selama kampanyenya menjelang kemenangan pemilihan yang menakjubkan pada 9 Mei.



Osman merupakan koalisi yang membantu Mahathir memenangkan pemilu.

Sejak menjadi perdana menteri, Mahathir telah menunda sejumlah proyek yang didukung China, termasuk proyek East Coast Rail Link (ECRL) senilai US$20 miliar dan proyek pipa gas alam di negara bagian Sabah.
(prm) Next Article Mahathir Larang Warga Asing Miliki Properti Raksasa Malaysia

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular